409 Sapi Kurban Masuk Tarakan

PEMERIKSAAN HEWAN: Petugas Barantin Kaltara menyemprot disinfeksi sapi kurban di atas kapal sebelum didistribusikan.

TARAKAN – Badan Karantina Indonesia (Barantin) Kaltara mencatat sebanyak 409 ekor sapi kurban telah masuk wilayah Tarakan.

Seluruhnya berasal dari Gorontalo dan Sulawesi Barat dan telah melalui proses pemeriksaan ketat untuk mencegah penyebaran penyakit hewan. Terutama Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Karena menjelang perayaan Iduladha 1446 Hijriah, lalu lintas hewan kurban menuju Kaltara mulai meningkat.

“Begitu hewan tiba, kami langsung lakukan desinfeksi baik terhadap hewan, alat angkut, maupun sopir pengangkut. Pemeriksaan fisik menyeluruh kami lakukan, dan sejauh ini tidak ditemukan gejala yang mengarah ke PMK,” ujar Ketua Tim Kerja Karantina Hewan Barantin Kaltara, drh Budi Setiawan, saat dikonfirmasi Senin (5/5). lalu

Baca Juga  Kaltara Diprediksi Terdampak La Nina

Ia menjelaskan, pemeriksaan dokumen serta kesesuaian jumlah hewan dengan surat pengantar merupakan prosedur awal setiap kali ternak masuk ke Tarakan. Setelah itu, hewan dipantau dalam karantina dan hanya akan dilepas jika dinyatakan sehat.

Sapi jenis Bali masih menjadi hewan kurban yang paling banyak didatangkan ke Kaltara. Meski Sulawesi dan Kalimantan tergolong zona kuning. Artinya terdapat kasus PMK meskipun tidak dalam skala besar dan pengawasan tetap diperketat.

Data tahun lalu menunjukkan total pemasukan hewan kurban ke Kaltara mencapai 1.500 ekor. Tahun ini, diperkirakan masih ada sekitar 1.000 ekor sapi yang akan masuk dalam sebulan ke depan.

Baca Juga  Masih 3.134 Jiwa Belum Rekam KTP

“Biasanya puncak pengiriman terjadi dua hingga tiga pekan sebelum Iduladha. Jadi jumlahnya kemungkinan besar akan terus bertambah,” ungkapnya.

Pemasukan sapi umumnya terpusat di kawasan Jalam Bhayangkara, Kelurahan Karang Anyar, Tarakan Barat. Dari sana, ternak kemudian didistribusikan ke berbagai titik penjualan dan pemotongan kurban.

“Dokumen yang wajib disertakan dalam pengiriman hewan meliputi surat keterangan kesehatan hewan, hasil uji laboratorium, dan bukti vaksinasi dari daerah asal. Pemeriksaan ini penting, agar hewan yang dikurbankan benar-benar sehat dan aman dikonsumsi masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga  Belum Ada Pengajuan Pemekaran Desa

Dengan pengawasan ketat ini, pihak karantina berharap perayaan Iduladha di Kaltara bisa berjalan lancar tanpa risiko penyebaran penyakit hewan. Serta memenuhi kebutuhan masyarakat akan hewan kurban dalam kondisi sehat dan layak. Menurut Budi, pada Oktober 2024 sempat ditemukan kasus sapi bergejala PMK, namun tidak menyebabkan kematian.

“Waktu itu kasusnya bisa ditangani, dan lalu lintas ternak sempat dihentikan sementara. Tapi sejak Februari dan Maret, pengiriman kembali dibuka dengan syarat pemeriksaan lebih ketat,” tutupnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini