TARAKAN – Sejumlah pelatih dari berbagai cabang olahraga di Kalimantan Utara (Kaltara) mendapatkan pelatihan khusus terkait penanganan cedera dan fisioterapi.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman pelatih dalam menangani atlet yang mengalami cedera saat bertanding maupun latihan. Serta memperkuat kualitas sumber daya manusia (SDM) olahraga di daerah. Pelatihan yang digelar di Tarakan ini menghadirkan pemateri dari Fakultas Ilmu Keolahragaan dan Kesehatan Universitas Negeri Makassar yakni Dr Rusli, S.Or., M.Kes seorang fisioterapis profesional, Jumat (16/5).
“Yang kami bahas terkait penanganan atlet cedera, serta bagaimana menyusun program latihan yang baik agar prestasi cabang olahraga di Kaltara bisa meningkat. Pemahaman cedera olahraga sangat penting bagi pelatih maupun atlet,” ujar Rusli saat ditemui usai pelatihan.
Ia menjelaskan, cedera yang tidak ditangani dengan benar bisa berdampak jangka panjang terhadap performa atlet. Karena itu, pelatih harus memiliki kemampuan mendeteksi jenis cedera dan memberikan penanganan awal yang tepat.
“Misalnya pada cedera ringan, kaki yang cedera harus diletakkan lebih tinggi dari posisi jantung agar sirkulasi darah lancar dan pembengkakan berkurang,” terangnya.
Banyak pelatih mengaku baru memahami tindakan medis yang tepat berdasarkan tingkat keparahan cedera. Selama ini penanganannya hanya otodidak dan sekarang mereka lebih paham bagaimana membedakan cedera ringan, sedang, hingga berat.
“Untuk cedera berat, penanganan disarankan dilakukan oleh tenaga medis profesional. Kami hadirkan juga fisioterapis berpengalaman. Agar peserta bisa melihat langsung bagaimana pengobatan dilakukan, sehingga bisa diterapkan saat mendampingi atlet,” tambahnya.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kaltara Saiful Bachry menegaskan, pelatihan ini merupakan bagian dari upaya peningkatan SDM olahraga di Kaltara. Ia menyebut, peserta berasal dari berbagai kabupaten/kota, termasuk Malinau, Nunukan, Tana Tidung, dan Tarakan.
“Kita ingin pelatih dan guru olahraga bisa memberikan pertolongan pertama saat atlet cedera. Baik karena jatuh saat bersepeda maupun keselio saat bertanding bela diri,” jelas Saiful.
Menurut Saiful, keterbatasan SDM di bidang olahraga masih menjadi tantangan di Kaltara. Maka pelatihan seperti ini penting untuk mendukung prestasi atlet. Pelatihan ini merupakan tindak lanjut arahan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) agar daerah memperkuat SDM olahraga melalui kegiatan pelatihan dan kolaborasi lintas lembaga.
“Kami akan terus dorong kegiatan pelatihan seperti ini, bekerja sama dengan KONI dan cabang olahraga. Demi kemajuan olahraga prestasi di Kalimantan Utara,” harapnya. (kn-2)