TARAKAN – Sasana tinju AK87 menyuarakan kekecewaannya terkait persiapan Musyawarah Kota (Muskot) Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Tarakan.
Pasalnya, hingga saat ini belum ada informasi yang jelas dari panitia penjaringan dan penyaringan bakal calon ketua. Memicu dugaan adanya upaya menutup-nutupi proses pemilihan.
Pemilik Sasana Tinju AK87, Abdul Karim menegaskan, sasananya secara aturan telah terdaftar di Pertina dan memenuhi semua persyaratan yang ada. Ia juga menyebutkan telah melengkapi fasilitas yang diperlukan sebagai pemilik sasana.
“Secara aturan, saya selaku pemilik sasana AK87 yang sudah mendaftarkan ke Pertina, secara aturan itu kami terdaftar. Meskipun ada mekanisme yang dari Pertina tidak diberikan kepada kami. Tapi secara aturan kami sudah memenuhi persyaratan itu. Dan saya juga selaku pemilik dan sudah melengkapi fasilitas yang ada,” tegasnya, Selasa (15/7) lalu.
Karim mengungkapkan, masa kepengurusan Pertina secara otomatis berakhir pada 13 Juli. Namun, ia mendengar kabar Muskot akan dilaksanakan pada 19 Juli mendatang. Hal yang disayangkan ketidaklibatan sasana AK87 dalam proses tersebut. Padahal mereka salah satu sasana yang terdaftar dan memenuhi persyaratan.
Ia juga mempertanyakan absennya sistem penjaringan dalam Muskot kali ini, yang berbeda dengan pemilihan-pemilihan sebelumnya. Melibatkan bakal calon, tim panitia, dan berbagai tim pendukung lainnya.
“Saya herannya juga kenapa Muskot ini tidak ada sistem penjaringan. Seperti secara pemilihan-pemilihan yang sebelumnya, ada bakal calon, ada tim panitia, tim formal dan tim lain-lain lah untuk menyusun ini,” keluhnya.
Menurut Karim, Pertina adalah organisasi olahraga, bukan milik pribadi. Sehingga semua insan tinju yang memiliki kompetensi seharusnya bisa mencalonkan diri. Ia menyatakan kesiapannya untuk mencalonkan diri sebagai ketua dan berharap diberikan formulir pendaftaran atau surat dari tim panitia, sesuai prosedur yang berlaku.
Dia juga mengungkapkan banyak insan tinju dan bahkan pengurus Pertina sendiri tidak mengetahui mengenai Muskot ini, mengindikasikan kurangnya transparansi. Ia telah menghubungi beberapa pelatih, namun tidak ada yang tahu tentang tanggal Muskot.
“Sampai sekarang dari teman-teman pengurus juga tidak ada yang tahu. Ada berapa pelatih saya telepon, tidak ada yang tahu juga mengenai tanggal Muskotnya. Sampai ini menjadi blunder mereka, jadi kacau,” tegasnya.
Karim menekankan niatnya untuk membangun kembali Pertina yang disebutnya masa jayanya dulu. Karena selama ini Pertina dinilai minim kegiatan. Ia menyoroti kegiatan tinju justru lebih banyak diselenggarakan oleh pihak swasta seperti Jon Combat dan AK87, yang bahkan bukan organisasi resmi.
“Saya hadir untuk membangun kembali Pertina pada masa jahatnya dulu. Karena selama ini Pertina tidak ada kegiatan. Sangat prioritas tidak ada. Kita tidak pungkiri itu. Ini fakta. Kita cukup bangga juga bahwa ada orang-orang yang masih memperhatikan tinju,” pungkasnya. (kn-2)