TARAKAN – Warga Kelurahan Karang Rejo mengeluhkan sejumlah permasalahan kamtibmas kepada Polres Tarakan, Jumat (14/6). Salah satunya keluhannya, terkait peredaran narkotika dan berkumpulnya anak muda yang meresahkan warga sekitar.
Ketua RT 3 Kelurahan Karang Rejo Arbain mengatakan, terdapat salah satu RT yang menjadi lokasi peredaran narkotika. Sehingga turut meresahkan masyarakat. Terlebih, pengedar yang menjajakan sabu bukan berasal dari warga sekitar.
Selain itu, pihaknya mengeluhkan remaja yang kerap kali berkumpul tak semuanya berasal dari lingkungan Karang Rejo. Melainkan dari wilayah lain. Masyarakat pun juga tak cukup berani untuk membubarkan. Lantaran dikhawatirkan terdapat perlawanan dari remaja-remaja tersebut.
“Kami khawatirkan ada aktivitas minum minuman keras sama narkoba. Cuma perangkat RT sungkan menegur. Kadang kita dijadikan musuh, tidak dipandang kita ini Ketua RT. Kami sempat mau diajak berantem,” jelasnya, Jumat (14/6).
Warga pun meminta kepada pihak kepolisian agar rutin melakukan patroli di sekitaran Kelurahan Karang Rejo. Sehingga aktivitas kenakalan remaja dapat dibubarkan. Arbain melanjutkan, terdapat pula keresahan warga terhadap anak dibawah umur yang mengendarai sepeda listrik.
Pihaknya meminta agar polisi lebih tegas lagi dalam menangani persoalan pengendara di bawah umur. “Terkait aturan sepeda listrik juga ditanyakan warga ke polisi tadi,” sebutnya.
Kapolres Tarakan AKBP Ronaldo Maradona T.P.P Siregar mengakui menerima dengan baik keluhan tersebut. Untuk sepeda listrik, pihaknya sudah mengamankan beberapa sepeda listrik. Diharapkan, hal ini dapat menjadi perhatian bagi orang tua agar tak membiarkan anaknya berkendara.
“Dari masyarakat yang berprofesi guru, meminta kepada kami agar lebih tegas juga. Kalau ini sudah ada yang ditindak dari Satlantas Polres Tarakan,” tegasnya.
Menyoal narkotika juga menjadi atensi dari pihak kepolisian. Terlebih di wilayah tersebut merupakan wilayah pesisir yang terindikasi kuat aktivitas narkotika. Sejauh ini, ia melihat masyarakat masih takut untuk melapor. Lantaran dikhawatirkan akan membahayakan jika para pelaku dan jaringannya mengetahui identitas masyarakat yang melapor.
“Semua wilayah kita atensi. Harapannya masyarakat berani melaporkan. Karena menurut mereka kalau melapor, nanti ada teman-teman pelaku, atau kelompoknya yang mengintimidasi. Makanya itu yang kita tegaskan pemilik informasi akan kita rahasiakan,” pungkasnya. (kn-2)
