Kaltara Belum Tambah Medali

PUPUS HARAPAN: Pasangan Muhammad/Nailah yang tampil di final Nomor Free For All Quickstep belum berhasil mempersembahkan medali bagi Kaltara, Rabu (11/9).

MEDAN – Kontingen Kalimantan Utara (Kaltara) hingga hari ketiga Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh-Sumut 2024, belum menambah perolehan medali. Hingga Rabu (11/9) pukul 19.03 WIB, perolehan medali sementara menempatkan Kaltara di peringkat 25 klasemen dengan 1 emas dan 1 perunggu.

Peringkat puncak klasemen sementara Jawa Timur dengan 41 emas, 18 perak dan 26 perunggu. Ditempel ketat DKI Jakarta, dengan perolehan medali 30 emas, 31 perak dan 17 perunggu. Di posisi ketiga Jawa Barat, 21 emas, 33 perak dan 32 perunggu. Sementara, tuan rumah Sumatera Utara dan Aceh berada di peringkat 4 dan 5.

Kaltara gagal menambah perolehan medali di dua cabang olahraga (Cabor), yakni dansa dan pencak silat. Meskipun di cabor dansa, Kaltara menempatkan satu pasang atlet tampil di final untuk nomor Free For All (FFA) Quickstep. Pasangan Muhammad/Nailah gagal persembahkan medali bagi Kaltara, setelah di final hanya mampu berada di peringkat 5 dari 6 provinsi yang tampil.

Bertanding di partai final di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Rabu (11/9), pasangan Muhammad/Nailah harus mengakui keunggulan 3 provinsi lain yang merebut medali. Medali emas menjadi milik pasangan Bali, disusul DKI Jakarta merebut perak dan Jawa Barat memperoleh perunggu.

Baca Juga  Dukung Pembangunan Ekosistem Kendaraan Listrik

Sekretaris IODI Kaltara Zulkifli Djamaluddin menilai, atletnya sudah berupaya maksimal di partai final. Hanya kalah di penampilan saat di floor pertandingan.

“Atlet yang merebut medali, baik Bali, DKI Jakarta maupun Jawa Barat, juga berhasil meraih medali di nomor lainnya,” terang Zulkifli saat dikonfirmasi usai pertandingan, Rabu (11/9).

Bahkan, menurut Zulkifli, atlet dansa peraih medali tersebut pun sudah terbiasa tampil di kejuaraan nasional dan memiliki jam terbang yang mumpuni. Apalagi para atlet peraih medali tersebut, merupakan pemilik ranking nasional di atas Kaltara.

“Mereka juga atlet senior. Sementara atlet kita yang turun di nomor Free For All Quickstep masih dikategorikan junior. Karena pasangan (Muhammad dan Nailah) statusnya juga masih pelajar SMA/SMK,” ungkapnya.

Zulkifli mengharapkan, atlet yang tampil di nomor Free For All Quickstep bisa menjadi generasi bagi IODI Kaltara. “Ke depannya kita berharap ada atlet-atlet dansa yang dibina, untuk bisa diikutkan dalam kejuaraan. Baik kejuaraan di tingkat kabupaten/kota, provinsi hingga nasional,” harap Zulkifli.

Baca Juga  Gubernur Serahkan Bonus Atlet

Perlunya dilakukan pembinaan, menurut Zulkifli, agar IODI Kaltara memiliki opsi atlet yang bisa dibawa mengikuti kejuaraan tingkat nasional. Selain itu, dibutuhkan jam terbang bagi atlet agar menambah pengalaman saat bertanding. IODI Kaltara berusaha bisa mengikut sertakan atlet bisa tampil di setiap kejuaraan nasional.

“Karena melalui event kejuaraan nasional, bisa menambah pengalaman bagi atlet. Terdekat ini, pada bulan Oktober kita mendapat undangan untuk mengikuti kejuaraan di Kinabalu, Malaysia. Tapi kita masih belum tahu, bisa memenuhi undangan itu atau tidak,” tuturnya.

Selain gagal di nomor Free For All Quickstep. IODI Kaltara juga gagal menembus final untuk Free For All Tango. Pasangan Wahyu/Dinda memupus harapan Kaltara dalam mendulang medali.

Hasil maksimal juga sudah dilakukan atlet pencak silat. Meskipun hasilnya tidak berhasil mendulang medali, karena kalah dari atlet Sumatera Selatan (Sumsel). Tampil di Nomor Seni Ganda Putra, pupus memperoleh medali. Atlet Kaltara Ismail Sahla Nurdin-Ahsani Abdillah kalah poin tipis dari pasangan Sumsel Muhammad Rizqi-Ade pada perempat final, di Gor Dispora Sumatera Utara, Selasa malam (10/9).

Baca Juga  Perbaiki Jembatan Penghubung Desa di Krayan

Ismail Sahla Nurdin-Ahsani Abdillah mendapatkan 9,890 poin. Sementara Muhammad Rizqi-Ade tampil prima dengan raihan 9,920 poin. “Kami sudah berupaya maksimal, terbukti nilai atlet kami cukup bagus. Memang atlet Sumatera Selatan ini merupakan unggulan medali. Karena waktu babak kualifikasi PON mereka mendapatkan medali emas,” ujar Ketua Pengurus Provinsi (Pengprov) Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI) Kaltara, Suroso, Rabu (11/9).

Menurut dia, pasangan Sumatera Selatan memang unggul dari penilaian segi fisik. Sedangkan nilai teknik sama dengan Kaltara. “Tentu ini menjadi evaluasi tersendiri bagi kita, seandainya tidak bertemu Sumatera Selatan bisa saja kita menembus semifinal,” tegasnya.

Ke depan, jika menghadapi PON lagi pihaknya berharap jadwal Training Center (TC) atau pemusatan latihan dari KONI bisa lebih panjang durasinya. Seperti daerah lainnya yang melakukan TC satu tahun menjelang PON. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini