Optimalisasi Lahan Pertanian di Kaltara

TANJUNG SELOR – Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI) fokus pada upaya peningkatan hasil pertanian di Kalimantan Utara (Kaltara) dengan melibatkan berbagai pihak dalam program optimalisasi lahan pertanian.

Dengan total luas lahan pertanian mencapai 12.0257 hektare, Kaltara menjadi salah satu prioritas dalam program percepatan pembangunan pertanian.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian Kementan RI Inneke Kusumawaty menjelaskan, langkah awal dari program ini untuk memastikan kontrak konstruksi dalam tahap pertama sudah berjalan dengan baik. Saat ini, konstruksi sudah berlangsung di empat kabupaten, yaitu Bulungan, Tana Tidung, Malinau, dan Nunukan, yang dilakukan oleh Kodim setempat. Pekerjaan konstruksi sudah mencapai sekitar 50 persen dari target.

“Kami telah berkoordinasi dengan Kepala Dinas Pertanian Provinsi untuk mempercepat pelaksanaan kontrak konstruksi tahap kedua. Dengan target agar pertanaman bisa dimulai pada bulan Juli. Tujuan kami mengoptimalkan lahan, agar bisa dilakukan dua kali tanam dalam satu tahun. Di Kaltara, kami ingin meningkatkan produktivitas pertanaman dari satu kali menjadi dua kali setahun,” ungkap Inneke, belum lama ini.

Sebagai bagian dari langkah strategis ini, para petani di wilayah yang telah selesai konstruksi langsung didorong untuk segera menanam. Selain itu, Dinas Pertanian Kabupaten juga diminta untuk mempersiapkan benih. Sehingga tidak ada keterlambatan setelah proses konstruksi selesai.

Baca Juga  Hasil Penilaian Kepatuhan Pelayanan Publik, Dapat Predikat A

“Begitu konstruksi selesai, mereka langsung kami dorong untuk menanam. Kami mengarahkan Kepala Dinas Pertanian untuk memastikan ketersediaan benih. Jangan sampai setelah konstruksi, lahan lama tidak ditanami,” ungkapnya.

Salah satu bagian penting dari proyek ini adalah Brigade Pangan yang berada di bawah Badan Sumber Daya Manusia (SDM). Brigade ini bertugas untuk memberikan pelatihan kepada petani, sekaligus menyediakan alat dan mesin pertanian (alsin). Agar mereka dapat mengolah lahan dengan lebih efisien.

Dengan adanya Brigade Pangan, diharapkan proses panen dan tanam dapat dilakukan dengan lebih cepat. Inneke juga menekankan saat ini masalah pembelian gabah tidak lagi menjadi kendala bagi para petani. Bulog, sebagai lembaga pengadaan beras, diwajibkan untuk membeli gabah langsung dari lahan.

“Kami juga terus mengedukasi petani, agar mereka yakin gabah yang dihasilkan akan dibeli oleh Bulog di lokasi. Bahkan, beberapa petani yang telah panen beberapa hektare dapat langsung menjual gabah mereka ke Bulog dan menerima pembayaran tunai, seperti yang terjadi pada salah satu petani yang mendapatkan Rp 35 juta,” bebernya.

Dengan berbagai upaya yang dilakukan, Kaltara diharapkan bisa menjadi contoh sukses dalam program optimalisasi pertanian di Indonesia. Peningkatan produktivitas pertanian dengan mengoptimalkan lahan yang ada. Serta memberikan jaminan pembelian gabah kepada petani, merupakan langkah awal menuju kemandirian pangan yang lebih baik.

Baca Juga  Konten Radikalisme Intai Medsos

Program ini juga mengharuskan adanya kolaborasi yang solid antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, serta petani itu sendiri.

“Kami sangat optimis dengan progres yang ada. Kementan hadir untuk memastikan bahwa konstruksi berjalan tepat waktu, dan petani siap untuk segera menanam. Dengan adanya jaminan harga gabah yang stabil, kami yakin para petani di Kaltara akan semakin semangat bertani dan meningkatkan hasil pertanian,” harapnya.

Pemprov Kaltara pun terus mendorong pencapaian swasembada pangan dengan membentuk Brigade Pangan. Sebagai salah satu strategi memperkuat ketahanan pangan daerah. Pembentukan unit khusus ini menjadi langkah konkret dalam upaya memberdayakan potensi lahan dan sumber daya manusia yang tersebar di seluruh wilayah Kaltara.

Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang mengungkapkan, target utama dari pembentukan Brigade Pangan adalah mengoptimalkan pemanfaatan lahan pertanian seluas 11.000 hektare.

“Saat ini, pemanfaatan lahan pertanian baru mencapai sekitar 35 persen. Dengan adanya Brigade Pangan, kita ingin mendorong pemanfaatan lebih besar. Baik dari sisi lahan maupun pemberdayaan SDM petani,” ujarnya.

Gubernur Zainal juga menyampaikan sejumlah bantuan alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian sudah mulai tiba di Kaltara, sementara sisanya masih dalam proses pengiriman.

“Sebagian sudah sampai, sebagian lagi masih dalam perjalanan melalui ekspedisi. Bahkan saya juga kembali menyurati Bapak Menteri Pertanian untuk mengajukan tambahan bantuan alat pertanian,” pintanya.

Baca Juga  4 Pelamar PPPK Dinyatakan Gugur

Langkah ini dinilai penting untuk mendukung operasional Brigade Pangan di lapangan dan mempercepat tercapainya hasil panen maksimal di berbagai wilayah pertanian di Kaltara.

Sebagai bagian dari rencana besar ketahanan pangan, Pemprov Kaltara akan membangun penggilingan padi modern di lokasi dengan potensi sawah terbesar.

“Kalau panen kita melimpah tapi tidak punya penggilingan yang memadai, tentu akan jadi kendala. Maka kami rencanakan pembangunan penggilingan padi modern, minimal satu di provinsi, dan akan ditempatkan di wilayah yang memiliki potensi panen tinggi,” terangnya.

Penggilingan padi yang direncanakan merupakan tipe modern yang memungkinkan pengolahan padi langsung tanpa perlu proses penjemuran. Sehingga efisien dan mengurangi ketergantungan pada cuaca. Saat ini, pembentukan Brigade Pangan telah mencapai sekitar 60 persen, dan diharapkan bisa segera beroperasi secara optimal dalam waktu dekat.

“Pembentukan Brigade Pangan sudah berjalan, meskipun belum 100 persen. Kami harap ke depan bisa segera maksimal dan langsung memberikan manfaat nyata bagi petani,” ujarnya.

Brigade Pangan nantinya akan bertugas mendampingi petani dalam penggunaan alsintan, serta memastikan distribusi bantuan pertanian dari pusat berjalan tepat sasaran dan efisien. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini