TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) tengah menyiapkan langkah besar dalam sektor hilirisasi sawit. Dengan merencanakan pembangunan pabrik minyak goreng skala industri di wilayah Kabupaten Bulungan.
Proyek ini ditargetkan mulai berjalan pada tahun 2026 dan menjadi salah satu upaya memperkuat kemandirian pangan di kawasan utara Indonesia. Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyatakan, saat ini proses pembahasan dan perencanaan pembangunan pabrik sedang berlangsung bersama para pemangku kepentingan.
“Saya berharap pembangunan pabrik minyak goreng ini bisa segera terwujud. Selain memenuhi kebutuhan minyak goreng di wilayah utara, kami juga menargetkan ekspor ke negara-negara di kawasan Asia,” kata dia, Selasa (24/6).
Rencana pembangunan akan dipusatkan di wilayah Bulungan, yang dinilai strategi. Karena berdekatan dengan sejumlah pabrik kelapa sawit (PKS) aktif di Kalimantan Utara. Ada 18 PKS yang dapat menjadi pemasok bahan baku utama untuk pabrik tersebut.
“Kita ingin bangun pabrik di dekat sumber bahan bakunya. Ini penting untuk efisiensi distribusi. Selain itu, kita juga siapkan unit pengemasan (packaging) di lokasi yang sama,” terangnya.
Nama produk minyak goreng yang akan dihasilkan nanti dirancang dengan identitas lokal. Bila di tingkat nasional dikenal dengan nama ‘Minyak Kita’, di Kaltara akan diberi nama ‘Minyak Ku’ singkatan dari Minyak Kalimantan Utara. Target produksi awal pabrik ditetapkan 100 ton per hari, meskipun Gubernur menyebut toleransi kapasitas bisa dimulai dari 50 ton, tergantung perkembangan investasi dan kesiapan operasional.
“Kita targetkan 100 ton per hari. Kalau realisasinya nanti 80 atau 90 ton, tidak masalah. Yang penting kita mulai dengan kapasitas besar agar tidak setengah-setengah,” ungkapnya.
Nilai investasi untuk pembangunan pabrik ini diperkirakan mencapai Rp 40 miliar, yang mencakup Rp 38 miliar untuk pabrik utama, dan Rp 2-3 miliar berupa fasilitas pengemasan. Pemerintah daerah kini tengah menjajaki potensi pendanaan dari sejumlah investor nasional dan regional. Selain memproduksi minyak goreng curah, Gubernur juga menyampaikan bahwa pabrik ini memiliki potensi untuk menghasilkan produk turunan, seperti mentega, sabun, dan produk olahan lainnya yang bernilai tambah tinggi.
“Inilah bentuk hilirisasi sawit yang ingin kita dorong di Kaltara. Tidak hanya jual CPO, tapi bisa olah hingga produk jadi dan bahkan ekspor,” jelasnya.
Pembangunan pabrik minyak goreng ini merupakan bagian dari komitmen Pemprov Kaltara dalam mewujudkan kedaulatan pangan. Serta mendorong hilirisasi industri sebagai motor penggerak ekonomi baru.
Ia berharap dengan hadirnya pabrik ini, Kaltara tak hanya mandiri dalam pasokan minyak goreng. Tapi juga berkontribusi dalam menyuplai kebutuhan nasional dan ekspor ke luar negeri.
“Dengan kerja sama yang kuat antara pemerintah, investor, dan pelaku industri, Insyaallah ini bisa jadi tonggak penting bagi perekonomian Kaltara ke depan,” pungkasnya. (kn-2)