TARAKAN – Tim SAR gabungan berhasil menemukan korban kecelakaan kapal terbalik di Perairan Pancang Kuning, Kelurahan Balansiku, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan, Kamis (14/8) siang.
Korban, Firmansyah (45), merupakan warga Tanjung Harapan, Sebatik Timur, ditemukan meninggal dunia sekitar 1,84 Nautical Miles dari lokasi kejadian dan dievakuasi ke RS Pratama Sebatik.
Kecelakaan terjadi Rabu (13/8) pukul 01.30 Wita saat tiga orang memukat rumput laut. Kapal yang mereka tumpangi diterjang angin kencang dan badai hingga terbalik. Menyebabkan ketiganya tercebur ke laut. Dua korban lainnya, Agus (27) dan Sahril (34), berhasil diselamatkan sebelumnya.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Tarakan Syahril menjelaskan, informasi kecelakaan diterima Pos SAR Nunukan pukul 06.15 Wita dari pelapor, Rajawali, teman korban.
“Tim langsung diberangkatkan pukul 06.30 Wita menuju lokasi kejadian di Perairan Pancang Kuning, Kelurahan Balansiku. Jarak tempuh dari Pos SAR Nunukan sekitar 18,55 Nautical Miles atau sekitar 1 jam perjalanan menggunakan perahu RBB,” katanya.
Koordinat lokasi penemuan korban adalah 03°54’37,4″ N 117°52’33,4″ E, dengan radius ±1,84 Nautical Miles dari titik LKP (Last Known Position). Operasi SAR berjalan lancar karena cuaca di lokasi cerah dan tidak ada faktor penghambat.
Unsur yang terlibat dalam operasi meliputi Pos SAR Nunukan, Polairud Nunukan, Lanal Nunukan, BPBD Nunukan, Polres Nunukan, serta keluarga dan masyarakat. Tim SAR menggunakan peralatan lengkap, termasuk Rescue Car Compartment, Rescue Buoyancy Boat (RBB), perlengkapan medis, dan empat unit alat komunikasi.
Setelah korban ditemukan, tim melakukan debriefing dan menutup operasi SAR pukul 13.00 Wita. Seluruh unsur yang terlibat dikembalikan ke kesatuan masing-masing. Syahril menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam operasi.
“Operasi pencarian berjalan sesuai prosedur dan berhasil mengevakuasi korban dengan cepat. Tim SAR tetap siaga menghadapi kemungkinan darurat lainnya di perairan Sebatik,” ungkap Syahril.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bagi nelayan dan masyarakat pesisir, untuk selalu waspada terhadap kondisi cuaca ekstrem. Kapal yang digunakan untuk memukat rumput laut biasanya menghadapi risiko tinggi saat diterjang angin kencang dan gelombang tinggi. Terutama di perairan Sebatik yang rawan badai.
“Kami imbau agar mengutamakan keselamatan dan penggunaan alat keselamatan laut seperti life jacket saat beraktivitas di perairan,” tutupnya. (kn-2)