TARAKAN – Ketersediaan beras di Kaltara dinilai masih sangat kurang. Staf Khusus Menteri Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian hadir langsung di Kaltara untuk memberikan pengarahan terkait ketahanan pangan beras.
“Kami harap ke depan Kaltara dapat memenuhi kebutuhan berasnya sendiri. Ini juga untuk menjaga ketahanan pangan, bisa juga untuk kebutuhan ekspor. Apalagi kita dekat dengan negara tetangga (Malaysia),” tegasnya, Rabu (8/5).
Ia menegaskan, Kaltara sudah dapat mengekspor beras khusus yang berasal Krayan. Sementara, untuk beras yang dikonsumsi masyarakat umum diharapkan dapat diproduksi sendiri. Ia mengakui, kebutuhan pangan di Indonesia terbilang kurang baik lantaran dampak dari El Nino. “Ditambah lagi kondisi politik di luar negeri juga kurang baik,” imbuhnya.
Menurutnya, potensi pangan di Kaltara luar biasa. Sehingga dari Kementerian Pertanian turut menambahkan optimalisasi lahan (oplah) seluas 10.000 hektare. Disinggung soal kemungkinan darurat pangan, ditegaskannya perlu adanya penanaman di luar musim.
Selain itu, harus adanya penambahan pada indeks penanaman. Pihaknya melibatkan unsur TNI untuk menambahkan produksi pangan di seluruh Indonesia. “Jadi ditambah yang tadinya satu kali, kami buat dua kali atau bahkan lima kali dalam dua tahun. Kami libatkan TNI, karena bisa bergerak cepat begitu ada perintah. Di setiap wilayah di Indonesia apalagi di program darurat ini kami libatkan semuanya,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara Heri Rudiono menyebutkan, 10.000 hektare lahan berasal dari lahan yang tidur dan tersebar di seluruh pelosok Kaltara. Diantaranya terletak di Nunukan, Sebatik, Krayan, KTT, Sesayap, Malinau, Bulungan dan lainnya.
“Makanya saya berani minta 10.000 hektare lahan. Ya target kita 2 tahunan lah selesai,” ujarnya.
Adapun saat ini, Bulungan masih mendominasi untuk hasil tani. Lantaran masih terdapat lahan food estate di wilayah Sajau Hilir dan Tanjung Palas Utara. Pun dengan wilayah lainnya, tetap diprioritaskan untuk produksi pangan selain padi. “Bisa kami kasih bibit jeruk, kelapa atau bahkan ternak. Kami laksanakan dulu 10.000 hektare ini, kalau sudah selesai nanti akan diusulkan lagi,” pungkasnya. (kn-2)