Waspadai Bencana Hidrometeorologi

POTENSI BENCANA: Masyarakat diminta waspada terhadap potensi bencana Hidrometeorologi di Kalimantan Utara.

TANJUNG SELOR – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan edaran mengenai waspada potensi bencana hidrometeorologi.

Edaran tersebut berisi informasi yang menyatakan, sebagian besar wilayah Kalimantan Utara pada Dasarian II Mei 2024 ini, berada pada masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Adapun daerah-daerah yang perlu menjadi kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan longsor.

Menyikapi hal itu, Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Robby mengakui, telah menerima edaran tersebut. Hingga Dasarian I Mei 2024, ZOM 4 memasuki kemarau, hal ini berbeda ZOM lainnya yang masih memasuki musim hujan. Prakiraan cuaca 10 harian sejak 11-20 Mei 2024 juga telah dibeberkan.

Baca Juga  Penetapan Caleg Terpilih di Tarakan, Tunggu Sengketa di MK

“Prakiraan cuaca 11 Mei, nihil. Kemudian prakiraan cuaca 12 Mei, waspada potensi hujan sedang hingga lebat disertai kilat/petir dan angin kencang pada malam hingga dini hari. Khususnya di wilayah Pujungan, Lumbis, Malinau Selatan, Malinau Selatan Hilir, Krayan Selatan, Peso, Malinau, Lumbis Pansiangan, dan sekitarnya,” sebut dia, Jumat (17/5).

Ada juga informasi mengenai prakiraan cuaca 13 Mei 2024 nihil. Kemudian, 14-20 Mei 2024 diinfokan kembali jika ada. Peringatan dini curah hujan tinggi dengan kategori waspada, siaga, dan awas berpotensi terjadi di wilayah Kaltara. Tinjauan Parameter Iklim Secara Umum/Global/Regional SOI bernilai -2.4 menunjukkan suplai uap air bergerak dari Pasifik Barat ke Pasifik Timur.

Baca Juga  Tiap Paslon Dapat 20 Ribu Lembar Per Item Bahan Kampanye

Aktivitas potensi pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia Timur tidak signifikan. Dengan nilai Indeks ENSO di NINO3.4 bernilai +0.7 menunjukkan bahwa tidak signifikan terhadap peningkatan hujan di wilayah Indonesia. Nilai indeks DMI sebesar +0.24 menunjukkan suplai uap air dari wilayah Samudera Hindia ke wilayah Indonesia bagian barat tidak signifikan.

“Indeks MJO berada pada Fase 5, sehingga tidak berkontribusi terhadap proses pembentukan awan hujan di wilayah Indonesia. Terdapat belokan angin dan konvergensi pada beberapa wilayah seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Kalbar, Kalteng, Kaltara, Kaltim, Kalsel, Sulut, Sulteng, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, Papua Barat Daya, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua,” urainya.

Baca Juga  Zainal Video Call Ketum PAN

BPBD Kaltara, sejak Januari lalu sudah sudah mengeluarkan status siaga bencana. Apalagi dikeluarkannya keputusan Gubernur Kaltara Nomor 188.44/K.41/2024 tentang Penetapan Status Siaga Darurat Bencana Hidrometeorologi di Wilayah Provinsi Kaltara Tahun 2024.

“Ini dikeluarkan sejak Januari lalu dan sampai sekarang masih berlaku. Apalagi, dengan ada bencana di beberapa wilayah di Kaltara,” tuntasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini