TANJUNG SELOR – Pembangunan Jalan Lingkar Krayan hingga saat ini masih dalam tahap pengerjaan. Proyek ini tidak hanya vital untuk konektivitas antardaerah, tetapi sebagai simbol kemajuan dan pembangunan berkelanjutan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPR-Perkim) Kaltara Helmi mengatakan, terus menjalankan penyelesaian Jalan Lingkar Krayan. Dengan dua sumber anggaran utama, APBN (Anggaran Pendapatan Belanja Negara) dan DAK (Dana Alokasi Khusus).
Pemerintah berupaya memastikan, proyek ini tidak hanya memenuhi standar kualitas. Tetapi juga selesai tepat waktu.
“Jalan menuju perbatasan yang ditangani oleh APBN dan jalan yang ada di perbatasan yang dibiayai dari DAK. Keduanya mendapatkan perhatian yang sama dalam hal pemeliharaan dan peningkatan,” jelasnya, Selasa (26/3).
Untuk tahun ini, salah satu link yang didanai melalui DAK yakni penanganan Lembudud dan Long Layu. DAK telah mengalokasikan Rp 5 miliar. Selain itu, ada masukan dana investasi dalam daerah yang diusulkan, dengan total anggaran sekitar Rp 30 miliar.
“Dana ini akan digunakan untuk peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur. Termasuk penggantian jembatan yang menjadi bagian penting dari proyek ini,” tuturnya.
Rute yang dikerjakan mencakup Binuang, Long Layu, Lembudud, dan Long Bawan, yang merupakan link provinsi di sebelah kiri. Sementara di sebelah kanan merupakan tanggung jawab APBN. Ini menunjukkan pembagian tanggung jawab yang jelas, dalam pengelolaan infrastruktur.
Pembangunan Jalan Lingkar Krayan menjadi langkah maju yang signifikan bagi Kalimantan Utara. “Dengan adanya dukungan anggaran yang kuat dan perencanaan yang matang. Diharapkan proyek ini akan membawa dampak positif yang luas. Tidak hanya bagi perekonomian lokal, tetapi dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah perbatasan,” harapnya. (fkn-2)