Semester Pertama Lampaui Target

DORONG TREN EKSPOR: Pelaku UMKM di Tarakan diskusi dengan Bea Cukai Tarakan terkait dokumen ekspor.

TARAKAN – Kantor Bea dan Cukai Tarakan mencatat capaian penerimaan negara yang menggembirakan pada semester pertama tahun 2025. Hingga akhir Mei 2025, total penerimaan mencapai Rp 19,62 miliar, melebihi target yang ditetapkan.

“Semuanya sudah mencapai target. Realisasi total penerimaan hingga Mei 2025 sebesar Rp 19.621.349.000,” ujar Kepala Seksi Penyuluhan dan Pelayanan Informasi Bea Cukai Tarakan Andi Herwanto, belum lama ini.

Ia merinci, penerimaan bea masuk sebeaar Rp 18.334.358.000, denda administrasi bunga pabean sebanyak Rp 760.933.000, bea keluar Rp 350.359.000 dan denda administrasi cukai Rp 175.699.000.

Baca Juga  Kaltara Masih Butuh 7.000 Pegawai

Ia menjelaskan, sebagian besar penerimaan bea masuk disumbang oleh importasi alat-alat barang modal. Serta beberapa material industri seperti batu gravel dan mesin industri. Barang-barang tersebut mendukung geliat pembangunan di wilayah Tarakan dan Kalimantan Utara (Kaltara) secara umum.

Untuk ekspor, komoditas utama yang berkontribusi terhadap bea keluar antara lain vinir (lapisan kayu) dan kernel (biji sawit). Kedua produk ini banyak diekspor ke negara-negara seperti Jepang, Malaysia, dan Vietnam.

Baca Juga  Sempat Tertahan, Atlet Wushu pun Diperbolehkan Bertanding

“Potensi ekspor masih terus kami dorong, terutama untuk hasil hutan dan pertanian seperti vinir dan kernel, serta produk hasil laut seperti kepiting hidup dan udang, meskipun tidak terkena bea keluar,” ujar Andi.

Bea Cukai juga mencatat bahwa ekspor batu bara masih mendominasi aktivitas pelayaran di Kaltara. Namun, komoditas ini tidak dikenakan bea keluar.

“Kalau ekspor batu bara memang volume-nya besar, tapi tidak ada bea keluar. Sementara yang dikenai bea keluar hanya komoditas tertentu seperti olahan kayu dan kernel,” tambahnya.

Baca Juga  Gubernur Tekankan Tertib Administrasi

Terkait prospek ke depan, Andi menyebutkan terus memantau tren ekspor dan impor. Terutama dalam konteks perkembangan proyek Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Tanah Kuning-Mangkupadi, Kecamatan Tanjung Palas Timur, Kabupaten Bulungan.

“Jika proyek-proyek industri besar itu terus berjalan, kita optimistis akan ada progres yang positif dari sisi penerimaan,” tegasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini