TANJUNG SELOR – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Cipayung Plus menggelar aksi demonstrasi serentak di depan Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) Kaltara, Kamis (17/7) siang.
Aksi tersebut dilatarbelakangi dugaan keterlibatan oknum polisi dalam kasus penyalahgunaan narkotika. Dalam aksinya, massa menuntut pertanggungjawaban langsung dari Kapolda Kaltara Irjen Pol Hary Sudwijanto, termasuk mendesak agar yang bersangkutan mengundurkan diri dari jabatannya.
Pantauan media ini, aksi menjadi ricuh. Sejumlah mahasiswa terkena api dari ban yang dibakar. Itu diakibatkan saling dorong antara masa dan pihak pengamanan. Koordinator lapangan aksi, Muhammad Ageng Ardy Al Amin menyebut aksi ini sebagai bentuk kekecewaan terhadap lemahnya pengawasan internal dan penindakan terhadap aparat kepolisian yang diduga terlibat dalam peredaran narkotika.
“Kami menilai tidak ada keseriusan dalam membersihkan institusi dari oknum bermasalah. Kapolda harus mundur sebagai bentuk tanggung jawab moral dan institusional,” tegasnya.
Selain itu, para demonstran juga menuntut transparansi penuh dalam penanganan kasus narkoba di tubuh kepolisian. Serta pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) bagi anggota yang terbukti melanggar hukum.
Sayangnya, aksi ini tak direspons langsung oleh Kapolda Kaltara. Ketidakhadiran pucuk pimpinan tersebut justru menambah satu poin tuntutan baru dari massa aksi.
“Kami kecewa karena Kapolda tidak hadir untuk berdialog. Beberapa rekan kami juga menjadi korban tindakan represif aparat. Salah satu peserta aksi mengalami luka bakar dan harus dirujuk ke rumah sakit,” ujarnya.
Ia menegaskan, aksi ini bukan yang terakhir jika tuntutan mereka tidak mendapat respons konkret. Pihaknya berencana terus mengawal isu ini, termasuk membuka ruang pelaporan bagi masyarakat yang mengetahui adanya penyimpangan di internal kepolisian.
“Kami ingin membuktikan bahwa jargon Polisi Presisi tidak hanya slogan. Masyarakat butuh bukti nyata bahwa kepolisian berpihak pada kebenaran, bukan melindungi pelanggaran,” kata dia.
Aliansi Cipayung Plus menegaskan akan terus mengawal isu ini dan tidak menutup kemungkinan menggelar aksi lanjutan dalam waktu dekat. Sementara itu, hingga berita ini diturunkan belum ada konfirmasi resmi dari pihak Polda Kaltara. Bahkan mencoba dikonfirmasi melalui sambungan telepon dan pesan WhatsApp, tapi belum mendapat jawaban. (kn-2)
Lima Tuntutan Utama Aliansi Cipayung Plus:
Mendesak Kapolda Kaltara menyampaikan permintaan maaf secara terbuka dan mengundurkan diri dari jabatan
Menuntut transparansi penuh dalam penanganan kasus narkotika oleh oknum anggota Polri
Mendesak dilakukan pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) terhadap anggota yang terbukti melanggar hokum
Meminta evaluasi total terhadap sistem pengawasan internal Polda Kaltara
Menyesalkan ketidakhadiran Kapolda dan mendesak dialog terbuka bersama massa aksi