TANJUNG SELOR – Status Bandara Juwata Tarakan resmi kembali menjadi bandara internasional. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) kini bergerak cepat menyiapkan seluruh persyaratan teknis, agar penerbangan internasional dapat segera beroperasi.
Berbagai langkah telah dilakukan untuk memenuhi standar pelayanan kedatangan dan keberangkatan internasional. Pemprov Kaltara telah bersurat ke sejumlah kementerian dan lembaga, termasuk Kementerian Pertahanan, Kementerian Kesehatan, Direktorat Jenderal Imigrasi, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, hingga Badan Karantina.
“Semua prosedur yang terkait dengan kedatangan dan keberangkatan internasional harus terpenuhi. Mulai dari ruang khusus, peralatan, hingga petugas. Kita targetkan persiapan ini rampung dalam waktu singkat, agar segera bisa dilakukan penerbangan perdana,” ujar Gubernur Kaltara, Zainal Arifin Paliwang, Jumat (15/8).
Ia menjelaskan, pengembalian status internasional ini merupakan hasil perjuangan panjang yang sudah dilakukan sejak 2022 atau sekitar 3 tahun. Sebelumnya, status internasional Bandara Juwata dicabut akibat pandemi Covid-19 dan kebijakan lockdown dari pemerintah Malaysia.
Ia berharap maskapai asal Malaysia seperti MasWings dapat kembali membuka rute dari Kinabalu dan Sabah ke Tarakan, termasuk rute dari Tawi-Tawi, Filipina.
“Konektivitas udara ini akan membuka peluang kerja sama yang sebelumnya sempat terhenti, serta menggerakkan kembali perekonomian daerah,” terangnya.
Di tempat yang sama, Asisten Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setprov Kaltara Datu Iqro Ramadhan menambahkan, pembukaan kembali rute internasional menjadi peluang emas Khususnya untuk sektor pariwisata dan perdagangan.
Rencananya, rute perdana yang akan dibuka adalah Tarakan–Tawau. Selain itu, AirAsia dijadwalkan mulai masuk pada Oktober 2025 dengan rute Pinabalu–Tarakan–Tawau–Tawi-Tawi.
“Sabah, Malaysia, menerima kunjungan sekitar 3 juta turis setiap tahun. Jika hanya 10 persen di antaranya datang ke Kaltara, kita bisa mendapat 300 ribu wisatawan. Ini peluang yang sangat besar,” jelasnya.
Dari sisi perdagangan, status internasional Bandara Juwata akan mempermudah arus ekspor komoditas unggulan Kaltara. Serta mendukung proyek strategis nasional yang sedang berjalan di wilayah ini. Seperti Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional (KIPI) Tanah Kuning–Mangkupadi, industri hijau, dan PLTA di Mentarang.
“Sejak 2012, rute Tarakan–Tawau memiliki tingkat keterisian penumpang yang stabil, mencapai 75–80 persen kapasitas pesawat MasWings. Bahkan, pihak Malaysia secara konsisten menyampaikan keinginan untuk menghidupkan kembali penerbangan tersebut,” ungkapnya.
Status internasional Bandara Juwata Tarakan kini tercantum dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 37 Tahun 2025, tepatnya pada lampiran poin ke-28. Pemprov Kaltara optimistis seluruh persiapan bisa tuntas dalam dua bulan, lebih cepat dari batas waktu enam bulan yang diberikan.
“Kami ingin pada peringatan Hari Ulang Tahun Tarakan, bandara ini sudah benar-benar operasional sebagai bandara internasional,” tegasnya.
Dengan kembalinya status internasional, Pemprov Kaltara menargetkan konektivitas lintas negara di wilayah perbatasan akan semakin terbuka, mendorong pertumbuhan ekonomi.
Sementara itu, Manajemen Bandara Juwata Tarakan bergerak cepat mempersiapkan seluruh fasilitas dan sumber daya manusia (SDM). Sesuai aturan, seluruh persyaratan harus tuntas dalam waktu enam bulan sejak keputusan diterbitkan.
Kabid Keamanan dan Pelayanan Darurat Bandara Juwata Daverius Maarang mengatakan, kini fokus memenuhi standar pelayanan internasional, termasuk fasilitas Custom, Immigration, Quarantine (CIQ), serta keamanan atau security/upsec.
“Dulu kami pernah melayani penerbangan internasional, kemudian statusnya dicabut, dan kini dikembalikan lagi. Saat itu, ada pengurangan personel yang terkait layanan internasional. Sekarang kami harus menambah kembali jumlah personel, melengkapi peralatan, dan menghidupkan kembali SOP layanan internasional,” ujarnya.
Selain penyiapan personel dan peralatan, pihak bandara juga tengah menjalin koordinasi dengan sejumlah instansi, mulai dari Kementerian Pertahanan hingga Badan Karantina. Daverius menegaskan, pembentukan tim percepatan menjadi langkah penting untuk memastikan seluruh persyaratan terpenuhi sesuai tenggat waktu.
Dari sisi pasar, ia menilai potensi penerbangan internasional dari Tarakan sangat besar, terutama melalui konsep rute “3T” Tarakan, Tawau (Malaysia), dan Tawi-Tawi (Filipina).
“Rute tersebut tidak hanya membuka peluang pergerakan penumpang. Tetapi juga tenaga kerja antarwilayah,” jelasnya.
Selain itu, sektor perdagangan hasil laut (marine product) menjadi salah satu komoditas unggulan Kaltara yang berpeluang besar menembus pasar ekspor. Pihaknya tengah memikirkan skema pengiriman langsung dari Tarakan ke kota-kota tujuan seperti Singapura dan Guangzhou, Tiongkok.
“Marine product bukan hanya milik Tarakan, tapi juga seluruh Kaltara. Kalau bisa diterbangkan langsung ke Singapura atau Guangzhou. Nilai tambahnya akan besar sekali bagi daerah,” tuturnya. (kn-2)