Dari Ajaran Samin, Penganut Sedulur Sikep di Blora Gelar Festival Budaya Spiritual

Sejumlah warga bergotong royong menyiapkan gelaran Festival Budaya Spiritual (FBS) di Blora.

Selain ada enam agama resmi, Pemerintah Indonesia mengakui masyarakatnya sebagai penganut kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (YME). Salah satunya masyarakat penganut Sedulur Sikep, yang menjalankan ajaran Samin (Saminisme).

 

PEMERINTAH melayani aliran kepercayaan tersebut dan berada di bawah naungan Direktorat Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek. Saat ini penganut Sedulur Sikep menggelar Festival Budaya Spiritual (FBS) bersama Pemkab Blora, untuk menggiatkan dan mengenalkan nilai budaya spiritual kepada masyarakat.

Direktur Kepercayaan terhadap Tuhan YME dan Masyarakat Adat Kemendikbudristek Sjamsul Hadi mengatakan kegiatan itu dilangsungkan pada 8-10 Juli 2024 di Kabupaten Blora. FBS merupakan acara tahunan untuk mengangkat tentang potensi dan relevansi nilai budaya spiritual yang ada di wilayahnya melalui diskusi dan ekspresi budaya.

Baca Juga  Living Cost Haji Sangat Dibutuhkan, Jemaah Haji Terima Uang Tunai 750 Riyal

“Tahun ini kita bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blora dan mengangkat Ajaran Samin dari Sedulur Sikep yang ternyata masih relevan hingga saat ini,” kata Sjamsul dalam keterangannya Minggu (7/7).

Dalam menghadapi kompleksitas tantangan global, seperti perubahan iklim dan konflik sosial, Sjamsul mengatakan, Ajaran Samin mengingatkan publik untuk menghormati dan menjaga keseimbangan dengan Tuhan, alam, dan sesama.

Gunretno, salah satu tokoh Sedulur Sikep mengatakan, salah satu rangkaian FBS 2024 adalah Rembug Sedulur Sikep. Acara itu adalah ajang silaturahmi bagi para Sedulur Sikep penganut Ajaran Samin yang selama ini tersebar di berbagai wilayah. “Silaturahmi sedulur ini penting,” katanya.

Baginya kegiatan Rembug Sedulur Sikep menjadi momen penting untuk merawat kembali ajaran Mbah Suro. Dia mengatakan warga Sedulur Sikep yang menganut Ajaran Samin memegang teguh ajaran tidak menggunakan kekerasan untuk menunjukkan protes. Dia menjelaskan spiritualitas Sikep adalah tatanan dan tuntunan perilaku untuk ‘nguwongke’ atau memuliakan manusia.

“Bagi Sedulur Sikep, meneruskan tatanan Sikep juga bermakna meneruskan babad yang telah dimulai oleh Samin Surosentiko,” ujarnya.

Sementara itu Kurator FBS 2024 Eggy Yunaedy menyebutkan bahwa Sarasehan dan Rembug Sedulur Sikep merupakan kelanjutan dari kegiatan Temu Ageng Sedulur Sikep yang digelar oleh Kemendikbudristek dan Pemkab Blora pada 2019.

Saat itu sekitar 300 penganut ajaran Samin Surosentika berkumpul di Pendopo Sedulur Sikep Blimbing, Kabupaten Blora. Mereka datang dari berbagai wilayah seperti Kudus, Pati, Rembang, Bojonegoro, dan Blora.

Baca Juga  Roadshow Kampunge Arek Suroboyo, Wujudkan Pemberdayaan Anak dan Perempuan

Dia mengatakan pertemuan tersebut merupakan pertemuan Sedulur Sikap terbesar selama satu abad tahun terakhir. “Forum tersebut diselenggarakan untuk merekatkan silaturahmi sekaligus menyamakan persepsi tatkala ada ajaran-ajaran yang berbeda di tiap wilayah,” jelasnya. Saat Temu Ageng 2019 yang lalu, para penganut Ajaran Samin berkomitmen untuk lebih sering bertemu.

Momen pada festival tahun ini adalah untuk meneguhkan kembali silaturahmi tersebut. Sekaligus untuk mengajak publik lebih memahami ajaran Mbah Suro, yang sebenarnya masih sangat relevan dengan konteks di era modern. “Sehingga tidak ada lagi stigma-stigma negatif terhadap Sedulur Sikep di masa mendatang,” imbuh Eggy. Hilmi Setiawan. (jpg)

Bagikan:

Berita Terkini