Indonesia sejatinya tak pernah kekurangan tangan-tangan muda nan terampil di bidang teknologi. Di Batam, berdiri Nongsa Digital Park sebagai Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang menggarap peluang investasi di bidang industry digital.
Dinda Juwita-Batam, Kepulauan Riau
PULUHAN anak muda tengah fokus menatap layar monitor berisi berbagai gambar. Selama berjam-jam, para pegawai yang mayoritas milenial itu dengan telaten menggarap tiap tahapan proses kreatif dalam produksi animasi.
Pemandangan itu adalah potret sehari-hari yang bisa ditemui di Infinite Studios yang terletak di komplek KEK Nongsa Digital Park (NDP) di Batam. Direktur PT Taman Resor Internet selaku Badan Usaha Pembangun dan Pengelola KEK NDP Peters Vincen menjelaskan, sejumlah karya animasi dunia telah berhasil diproduksi dari situ.
Dia mencontohkan seperti Unicorn Academy, CoComelon Lane, SuperKitties, dan masih banyak lainnya yang ditayangkan di Netlix, Disney, Nickelodeon, dan lainnya.
Studio tersebut juga dilengkapi dengan set properti untuk syuting, baik dalam ruangan maupun area terbuka. Dengan SDM dan fasilitas yang mumpuni, Peters menyebut, KEK NDP ditargetkan bisa memboyong investasi hingga Rp 40 triliun.
Dia menjelaskan, hingga saat ini, investor yang masuk mayoritas untuk kategori data center. Dari 9 lahan data center yang tersedia, saat ini KEK Nongsa sudah memiliki 5 investor. Tak hanya dari dalam negeri, investor KEK Nongsa juga berasal dari luar negeri seperti Singapura, Hong Kong, Shanghai dan Selandia Baru.
“Kita sangat mengharapkan dukungan supaya bisa membantu KEK dengan luas lahan yang hanya sekitar 50 hektare ini bisa mencapai investasi yang kita targetkan Rp 40 triliun,” ujarnya ditemui di Infinite Studios Batam, Kamis (27/6) pekan lalu.
Peters menuturkan, wilayah Batam yang berbatasan langsung dengan Singapura dan Malaysia menjadikan kawasan itu potensial untuk dikembangkan dari sisi ekonomi. Sejalan dengan itu, kebutuhan pengembangan teknologi digital pun semakin meningkat.
Pengembangan KEK NDP di sektor IT-Digital mencakup data center, IT Office Park (co-working space), pendidikan IT, industri animasi dan perfilman, serta service center. Di sektor pariwisata sendiri, KEK NDP telah dibangun menjadi kawasan pariwisata pendukung ekosistem industri digital.
Infrastruktur turut disiapkan mulai dari jalan kawasan dan drainase, air, listrik, ferry terminal, hingga jaringan telekomunikasi.
“Sebagai entry point bagi perusahaan IT internasional dari Singapura dan mancanegara, KEK NDP juga telah ditetapkan menjadi IT Hub Digital Bridge Indonesia ke Singapura dan mancanegara,” kata Peters.
Peters mengungkapkan, KEK NDP mempekerjakan 2.000–3.000 karyawan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara jumlah siswa yang telah dihasilkan melalui pendidikan mereka mencapai 4.300 orang.
Dia melanjutkan, melalui KEK NDP, diharapkan bisa menggaet potensi yang juga belum tergarap oleh negara-negara tetangga. Hal itu penting dilakukan, karena Indonesia memiliki talenta muda kreatif yang jarang dimiliki oleh negara tetangga.
“Secara demografi di negara tetangga itu banyak yang old populations, sementara kita di Indonesia punya banyak talenta muda. Mereka (negara tetangga) punya nama besar di bidang IT, kita punya semua fasilitas yang mereka tidak punya di Singapura, nah inilah yang kita lakukan kerja sama, jadi bisa win-win,” katanya. (jpg)