TANJUNG SELOR – Dalam upaya untuk menghubungkan sistem kelistrikan antara daratan Kalimantan dan Kota Tarakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) mendorong percepatan pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi.
Usulan ini telah disampaikan Gubernur Kaltara kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mengingat kebutuhan listrik di Tarakan yang terus meningkat. Menurut Kepala Dinas ESDM Kaltara Yosua Batara Payangan, Gubernur telah mengusulkan pembangunan jaringan interkoneksi kepada Kementerian ESDM.
“Gubernur sudah mengusulkan agar segera dibangun jaringan listrik tegangan tinggi interkoneksi Kalimantan Utara, khususnya di wilayah Tarakan. Ini penting karena beban puncak di Tarakan sudah tinggi dan kebutuhan dayanya terus meningkat seiring pesatnya perkembangan kota,” ujarnya, Minggu (11/5).
Saat ini, sistem kelistrikan Tarakan masih bersifat isolative. Artinya, pembangkit dan distribusi listrik berdiri sendiri tanpa terhubung ke jaringan regional atau nasional seperti di Pulau Jawa dan Bali. Hal ini dinilai tidak lagi efisien dan berisiko terhadap keandalan pasokan listrik.
“Model isolatif seperti ini tidak bisa terus dipertahankan. Kita butuh sistem interkoneksi agar suplai daya lebih stabil dan dapat didukung dari berbagai sumber pembangkit di Kalimantan,” jelasnya.
Jaringan interkoneksi yang diusulkan berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), yang direncanakan akan melintasi laut menuju Tarakan. Proyek ini juga akan memperkuat koneksi ke wilayah Tanah Kuning–Mangkupadi yang sedang berkembang sebagai kawasan industri dan ekonomi strategis.
“Nantinya sumber energi bisa berasal dari Berau, Tanjung Selor, atau bahkan dari PLTA jika sudah operasional. Semua bisa masuk ke sistem interkoneksi ini,” imbuhnya.
Saat ini, kebutuhan daya di Tarakan diperkirakan mencapai 150 megawatt (MW), dengan beban puncak sekitar 70 MW. Dengan pertumbuhan kota dan sektor industri yang terus meningkat, Pemprov menilai interkoneksi kelistrikan merupakan kebutuhan mendesak.
“Kebutuhan ini sudah mendesak. Karena itu Pak Gubernur meminta agar pembangunan bisa segera dimulai, harapannya bahkan tahun ini,” ungkapnya.
Pemerintah Provinsi berharap Kementerian ESDM dapat segera menetapkan prioritas pembangunan jaringan interkoneksi ini. Agar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tidak terkendala oleh keterbatasan energi. (kn-2)