TANJUNG SELOR – Proyek interkoneksi kabel bawah laut antara Kalimantan-Tarakan kini mulai memasuki tahap koordinasi intensif antara Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dan PLN. Upaya ini diharapkan menjadi solusi atas kondisi kelistrikan di Tarakan yang saat ini masih bersifat terisolasi.
Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltara telah menjalin komunikasi aktif dengan PLN Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Kaltara. Guna mempercepat rencana pembangunan jaringan kabel bawah laut tersebut.
Bahkan, beberapa hari lalu, Manajer UP3 Kaltara telah bertemu langsung dengan Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang. Dalam pertemuan tersebut disampaikan rencana kerja PLN yang sejalan dengan usulan Gubernur, agar jaringan interkoneksi segera dibangun. Hal ini dinilai penting untuk mendukung penyediaan listrik yang andal di Tarakan.
Pasalnya, sistem kelistrikan di Tarakan saat ini masih bersifat isolated atau berdiri sendiri. Padahal, Tarakan terus tumbuh dan berkembang, termasuk dalam kebutuhan daya listrik. Ketika terjadi gangguan pada pembangkit, pasokan listrik masyarakat bisa terganggu karena tidak adanya sumber pasokan alternatif.
“Karena Tarakan masih terisolasi, pasokan listriknya belum stabil sesuai harapan masyarakat. Dengan jaringan kabel bawah laut yang menghubungkan Kalimantan dan Tarakan, harapannya sistem akan jauh lebih andal,” tutur Kepala Dinas ESDM Kaltara, Yosua Batara Payangan, Senin (16/6).
Gubernur Kaltara pun telah mengirimkan surat resmi kepada Pemerintah Pusat dan PLN, sebagai bentuk dukungan penuh terhadap proyek ini. Usulan itu mendapat respons positif dari pihak PLN. Dalam pertemuan dengan Gubernur, pihak PLN menyatakan rencana pembangunan interkoneksi akan masuk dalam program kerja mereka.
Jika jaringan interkoneksi bawah laut ini terealisasi, maka sistem kelistrikan di Tarakan akan terhubung dengan jaringan kelistrikan Kalimantan. Hal ini memungkinkan pasokan daya yang lebih stabil, efisien, dan menjamin kebutuhan listrik jangka panjang. Terutama dalam menghadapi pertumbuhan ekonomi dan jumlah penduduk yang terus meningkat.
“Pemprov Kaltara dan PLN UP3 Kaltara akan terus melakukan evaluasi dan perencanaan teknis, termasuk studi kelayakan dan skema pendanaan,” ujarnya.
Ini diharapkan tidak hanya menjawab kebutuhan energi Tarakan saat ini, tetapi juga menjadi fondasi infrastruktur kelistrikan untuk Kalimantan Utara.
Selain itu, dalam upaya untuk menghubungkan sistem kelistrikan antara daratan Kalimantan dan Kota Tarakan, Pemprov Kaltara mendorong percepatan pembangunan jaringan listrik tegangan tinggi.
Usulan ini telah disampaikan Gubernur Kaltara kepada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Mengingat kebutuhan listrik di Tarakan yang terus meningkat.
“Gubernur sudah mengusulkan agar segera dibangun jaringan listrik tegangan tinggi interkoneksi Kalimantan Utara, khususnya di wilayah Tarakan. Ini penting karena beban puncak di Tarakan sudah tinggi dan kebutuhan dayanya terus meningkat seiring pesatnya perkembangan kota,” ungkapnya.
Dengan sistem kelistrikan Tarakan yang masih bersifat isolative, tidak bisa terus dipertahankan. Sehingga dibutuhkan sistem interkoneksi agar suplai daya lebih stabil dan dapat didukung dari berbagai sumber pembangkit di Kalimantan.
Jaringan interkoneksi yang diusulkan berupa Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT), yang direncanakan akan melintasi laut menuju Tarakan. Proyek ini juga akan memperkuat koneksi ke wilayah Tanah Kuning–Mangkupadi yang sedang berkembang sebagai kawasan industri dan ekonomi strategis. Nantinya sumber energi bisa berasal dari Berau, Tanjung Selor, atau bahkan dari PLTA jika sudah operasional. Semua bisa masuk ke sistem interkoneksi ini.
Saat ini, kebutuhan daya di Tarakan diperkirakan mencapai 150 megawatt (MW), dengan beban puncak sekitar 70 MW. Dengan pertumbuhan kota dan sektor industri yang terus meningkat, Pemprov menilai interkoneksi kelistrikan merupakan kebutuhan mendesak.
Pemprov berharap Kementerian ESDM dapat segera menetapkan prioritas pembangunan jaringan interkoneksi ini. Agar pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat tidak terkendala oleh keterbatasan energi. (kn-2)