TARAKAN – Badan Keamanan Laut (Bakamla) Republik Indonesia resmi membentuk Relawan Penjaga Laut (Rapala) di Tarakan sebagai upaya memperkuat pengawasan dan keamanan perairan di wilayah Kalimantan Utara.
Pembentukan relawan ini merupakan bagian dari pengabdian Bakamla kepada bangsa, khususnya dalam menjaga keselamatan laut di area yang berbatasan langsung dengan negara tetangga.
Kepala Zona Bakamla Tengah, Laksamana Pertama TNI Teguh Prasetya menyatakan, Rapala bertugas sebagai perpanjangan tangan Bakamla di lapangan. “Tugasnya memberikan informasi, berkolaborasi, dan mengaplikasikan keinginan masyarakat agar perairan Tarakan aman,” ujar Laksamana Teguh, seraya menambahkan bahwa kecintaan masyarakat terhadap laut dan negeri ini menjadi modal utama.
Menurutnya, Tarakan memiliki peran strategis sebagai “pintu alur laut” Indonesia yang menuntut kolaborasi kuat antar-pemangku kepentingan maritim. Saat ini, Rapala Tarakan telah beranggotakan 30 orang dan menjadi yang ke-12 yang dibentuk di seluruh Indonesia.
“Semua boleh menjadi penjaga laut, tidak ada syarat khusus. Yang penting mereka adalah pecinta laut dan pecinta negeri ini,” tegas Laksamana Teguh, mengungkapkan rasa bangganya terhadap antusiasme masyarakat.
Sementara itu, Wakil Walikota Tarakan, Ibnu Saud menyambut baik inisiatif Bakamla. Ia menyoroti tingginya kerawanan di perairan Tarakan, yang kerap menjadi lokasi kecelakaan laut dan pintu masuk ancaman dari luar, seperti narkotika.
“Kita berbatasan langsung dengan negara tetangga, dan laut menjadi yang paling riskan. Kadang teknologi seperti radar belum tentu bisa menangkap kapal-kapal kecil yang membawa barang ilegal. Maka, kehadiran fisik di lapangan sangat diperlukan,” ucapnya.
Ibnu Saud menambahkan bahwa pembentukan relawan ini adalah tugas mulia dan respons pemerintah daerah untuk mendukung tugas konstitusi dalam menjaga kedaulatan negara. Ia berharap, kehadiran Rapala dapat membantu pemerintah dalam memastikan keamanan perairan dan keselamatan masyarakat Tarakan secara keseluruhan. (kn-2)
