TANJUNG SELOR – Kebutuhan akan fasilitas kesehatan di Kalimantan Utara (Kaltara), khususnya di ibu kota provinsi Tanjung Selor, dinilai masih mendesak.
Meski telah memiliki rumah sakit rujukan, pertumbuhan penduduk dan meningkatnya kompleksitas pelayanan medis perlu mewacanakan untuk penambahan pembangunan rumah sakit baru.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kaltara Usman mengatakan, permintaan dan pandangan mengenai hal ini disampaikan oleh sejumlah kalangan. Baik dari pihak legislatif, eksekutif, maupun praktisi kesehatan. Mengingat, keberadaan rumah sakit baru di ibu kota provinsi akan memberikan banyak manfaat. Terutama dalam meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Saat ini, rumah sakit utama di Tanjung Selor kerap menghadapi keterbatasan kapasitas. Ruang rawat inap yang penuh, keterbatasan ruang gawat darurat. Serta antrean panjang untuk tindakan medis menjadi indikasi kebutuhan akan fasilitas tambahan sudah tidak dapat dihindari,” terangnya, Selasa (12/8).
Ia menyampaikan, jumlah penduduk Kaltara terus bertambah setiap tahunnya. Tentu berbanding lurus dengan kebutuhan layanan kesehatan. Dengan jumlah penduduk yang terus meningkat, kebutuhan layanan kesehatan juga bertambah. Rumah sakit baru di Tanjung Selor akan menjadi solusi untuk mencegah overload di rumah sakit yang ada saat ini.
Selain itu, perkembangan wilayah Tanjung Selor sebagai pusat pemerintahan provinsi juga menjadi faktor pendorong. Peningkatan aktivitas ekonomi, pembangunan infrastruktur, dan mobilitas penduduk turut berimbas pada tingginya permintaan layanan kesehatan. Para pemerhati kebijakan kesehatan menilai, pembangunan rumah sakit baru tidak hanya soal menambah Gedung. Tetapi juga memastikan kelengkapan peralatan medis, ketersediaan tenaga kesehatan, serta pengelolaan yang efektif.
“Rumah sakit baru diharapkan dilengkapi dengan fasilitas unggulan seperti ruang operasi modern, peralatan penunjang diagnostik mutakhir, dan layanan rawat inap yang memadai,” jelasnya.
Dari sisi strategis, keberadaan rumah sakit baru juga akan memperkuat sistem rujukan di Kaltara. Dengan begitu, pasien yang membutuhkan penanganan khusus tidak harus selalu dirujuk ke rumah sakit di provinsi lain seperti Kaltim atau Sulawesi.
“Hal ini akan menghemat waktu, biaya, dan meningkatkan keselamatan pasien,” imbuhnya.
Pemerintah provinsi melalui Dinas Kesehatan berencana melakukan kajian komprehensif terkait lokasi, kapasitas, serta estimasi anggaran pembangunan rumah sakit baru tersebut. Hasil kajian ini nantinya akan menjadi dasar pengambilan keputusan untuk dimasukkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD).
“Rumah sakit baru adalah kebutuhan strategis. Kita berharap rencana ini dapat didukung semua pihak, termasuk legislatif dan masyarakat. Agar pembangunannya bisa segera direalisasikan,” harapnya. (kn-2)