TARAKAN – Persatuan Panahan Indonesia (Perpani) Kalimantan Utara (Kaltara) telah merampungkan seleksi akhir untuk kontingen yang akan berlaga di Kejuaraan Nasional (Kejurnas) Panahan Senior di Bali pada 15 Oktober mendatang.
Namun, keberangkatan tim terbaik Kaltara kini terancam tertunda lantaran belum adanya kejelasan anggaran dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kaltara maupun Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kaltara.
Seleksi final yang digelar Minggu (5/10) di Tarakan diikuti puluhan atlet dari berbagai daerah. Termasuk tiga atlet unggulan peraih medali emas pada PON XXI/2024 Aceh-Sumatera Utara (Sumut) yakni Ashila Mutia Pratiwi, Dzakiya Amalia Putri dan Dzakira Aulia Putri.
Ketua Perpani Kaltara Steve Singgih Wibowo menjelaskan, seleksi ini rangkaian keempat sekaligus yang terakhir. Meskipun secara teknis atlet sudah siap tanding, ia mengungkapkan kekecewaan mendalam terhadap minimnya dukungan pendanaan.
“Proposal sudah kita ajukan, tapi belum ada gambaran. Kita usulkan berangkat full team 16 orang, tapi katanya mungkin hanya disetujui 12. Itu pun belum pasti,” ujar Steve.
Steve menegaskan, jika tidak ada kepastian dana dalam waktu dekat, kontingen terancam menanggung biaya pribadi. “Kalau begini terus, atlet yang berprestasi justru terbebani. Kami berharap ini jadi perhatian,” tegasnya, sembari menyebut pengeluaran mereka sebelumnya belum pernah diganti.
Selain masalah dana, Steve juga mengkritik alokasi anggaran daerah yang dinilai tidak berorientasi pada prestasi. Menurutnya, banyak event olahraga yang digelar hanya sebatas seremonial dan tidak terarah ke ajang besar seperti PON atau Olimpiade.
“Harusnya ada prioritas untuk cabang olahraga yang jelas-jelas berprestasi seperti panahan. Kami berharap KONI dan Dispora Kaltara lebih selektif dalam mengalokasikan anggaran, apalagi menjelang akhir tahun,” katanya.
Meski berstatus peraih medali emas PON, trio srikandi Kaltara tetap diwajibkan mengikuti seleksi final. Hal ini dilakukan untuk menjaga kualitas dan semangat kompetitif atlet.
“Mereka tetap ikut seleksi, meskipun posisinya sudah cukup aman. Ini untuk menjaga performa dan disiplin,” imbuh Steve.
Steve tetap optimis dengan kualitas atletnya. Ia menyebut, dari sisi skor, atlet Kaltara sudah kompetitif di level nasional. “Tinggal faktor-faktor non-teknis seperti mood cuaca dan mental tanding. Itu yang kita jaga,” tutupnya. (kn-2)