Awasi Penyalahgunaan Beras Subsidi

Pimpinan Cabang Perum Bulog Tarakan, Sri Budi Prasetyo

TARAKAN – Pasca diamankannya tersangka pengoplos beras subsidi, Perum Bulog Cabang Tarakan mengimbau masyarakat untuk bekerjasama. Dengan tujuan meminimalisir penyalahgunaan beras subsidi atau yang dikenal dengan penugasan Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).

“Jadi nanti biar bisa kita tindak sama-sama. Hubungi saja ke call center kami 081282333322. SPHP ini kewenangan kami, untuk mengawasi dan melibatkan tim Satgas Pangan dari kepolisian. Kami harap masyarakat dan media ikut serta,” harap Pimpinan Cabang Perum Bulog Tarakan, Sri Budi Prasetyo, Jumat (14/6).

Baca Juga   3 Paslon Klaim Dukungan dari Tokoh Masyarakat

Rencananya, pihaknya bersama Satgas Pangan dan Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (DKUMP) Tarakan akan memanggil pengecer beras SPHP untuk dilakukan sosialisasi. Bahkan akan mengundang pedagang dengan komoditas selain beras.

Selama masyarakat mau mendaftar untuk menjadi pengecer, wajib menyertakan Kartu Tanda Penduduk (KTP), Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memiliki toko dan berjualan komoditas pangan. Untuk meminimalisir, pengecer mengoplos beras subsidi dengan beras medium, pihaknya melakukan monitoring langsung.

“Kami juga kerja sama untuk pencatatan harga. Apabila ada laporan harga beras terlalu tinggi, maka akan kami tegur. Jika teguran tidak diindahkan, kami coret dari mitra penyaluran SPHP. Di Tarakan ini cuma ada pengecer,” tuturnya.

Ia menegaskan, stok cadangan pangan pemerintah digunakan untuk keperluan penugasan. Saat ini penugasan pemerintah berupa bantuan pangan. Masing-masing per Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) mendapat 10 kg. Sementara penerima manfaat sekitar 8.000 orang. Bantuan ini sudah disalurkan sejak Mei 2024.

Baca Juga  Jalan Rusak Sementara Ditimbun

“Ada juga cadangan pangan pemerintah daerah dan stok untuk bencana alam. Karena tiba-tiba terjadi bencana, bisa disalurkan. Kami harus menghitung stok kami, merencanakan kebutuhan dalam menentukan penyaluran SPHP,” jelasnya.

Terkadang, lanjut Sri, estimasi waktu kedatangan (ETA) dalam pelayaran kapal, sewaktu-waktu ada perubahan jadwal tiba. Sehingga pihaknya mempersiapkan cadangan 100 hingga 200 ton. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini