TARAKAN – Ombudsman Perwakilan Kaltara telah melaporkan temuan pengawasan pelayanan publik selama momen mudik Lebaran 2024 ke Ombudsman RI.
Sebelumnya, pihaknya telah melakukan pengawasan terhadap tiga titik keberangkatan yang ada di Tarakan. Seperti di Pelabuhan Malundung, Pelabuhan Tengkayu I Tarakan dan Bandara Juwata Tarakan. Kepala Ombudsman RI Perwakilan Kaltara Maria Ulfah menjelaskan, Pelabuhan Tengkayu I Tarakan menjadi sorotan. Terlebih dalam pelayanan fasilitas kelompok rentan.
Selain itu, tidak ada ketersediaan kursi roda dan tandu untuk mengangkat orang yang sakit ke armada. “Misalnya penumpang ini sakit tiba-tiba, lalu terbatas geraknya maka itu (fasilitas kerentanan) diperlukan,” keluhnya, Kamis (25/4).
Disamping itu, terdapat upaya pada aspek keselamatan penumpang. Terutama kesediaan life jacket yang sangat diperhatikan di setiap armada. Pihak pengelola menekankan bagi seluruh armada agar melengkapi persyaratan kelaikan berlayar.
“Sudah ada penempelan stiker bagi armada yang layak berlayar. Artinya itu sudah memenuhi ketentuan untuk keselamatan berlayar. Hanya saja kelompok rentan ini yang perlu diperhatikan ke depan,” pintanya.
Tak hanya Pelabuhan Tengkayu, Pelabuhan Malundung masih banyak ditemukan oknum calo. Pihaknya telah melaporkan temuan ini ke pimpinan pusat. Saat ini pihaknya masih menunggu hasil olah data dari Bidang Keasistenan Pusat. Lantaran laporan yang dihimpun disampaikan dari seluruh Indonesia terkait pelayanan mudik. Maria mengungkapkan, permasalahan calo tak pernah absen setiap tahunnya.
“Masyarakat harusnya bisa inisiatif untuk mengakses e-tiket. Jadi beli tiket sendiri. Pantauan kita masyarakat ini berangkatnya mendadak makanya pakai calo,” tegasnya.
Dari kejadian ini, pihaknya menyimpulkan calo sulit diberantas. Lantaran sudah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. Seharusnya, hal ini perlu dievaluasi dari jasa penyedia tiket.
Hal tersebut bisa disebut pelanggaran, apalagi kalau sudah ada aturan lalu tidak dijalankan. Sebab perbaikan temuan ada batas waktunya. Namun jika bertahun-tahun tidak dilakulan perbaikan, maka bisa disebur mal administrasi.
Sementara itu evaluasi terhadap Bandara Juwata Tarakan telah sesuai saran dan masukan dari pihaknya. Telah terdapat tambahan penerbangan atau extra flight yang disediakan untuk penumpang. Selain itu, terdapat perubahan fasilitas layanan yang dinilai cukup lengkap. Seperti layanan untuk disabilitas, tongkat untuk kelompok rentan dan baby stroller.
“Informasinya memang pada momen cuti kemarin itu penumpangnya meningkat. Jadi di Bandara ini memang sudah ada upaya untuk peningkatan layanan publik,” tutupnya. (kn-2)