Perkuat Produksi Lokal dan UMKM

PELAKU UMKM: Masyarakat agar fokus berproduksi hasilnya diarahkan masuk ke industri kecil dan menengah untuk mendapatkan nilai tambah.

TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara) berkomitmen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah berbasis sumber daya lokal.

Salah satu langkah strategis yang ditekankan melalui penguatan sektor produksi masyarakat. Khususnya di bidang pertanian, perikanan, dan kehutanan, serta mengarahkannya ke arah hilirisasi berbasis industri kecil dan menengah (IKM).

Dalam rencana kerjanya, Pemprov Kaltara merancang pendekatan pembangunan yang dimulai dari peningkatan produksi masyarakat di sektor-sektor primer. Kemudian digiring untuk masuk ke dalam rantai industri. Langkah ini dilakukan melalui sinergi lintas sektor, termasuk melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM (Sperindakop), UMKM lokal, BUMDes, hingga koperasi.

Baca Juga  Pemberian TPP bagi PPPK Disesuaikan Kemampuan Keuangan Daerah

“Kita dorong masyarakat agar fokus berproduksi, baik itu petani, nelayan, maupun pelaku kehutanan. Kemudian hasil produksi itu diarahkan agar masuk ke industri kecil dan menengah untuk mendapatkan nilai tambah,” beber Kepala Bappeda Litbang Kaltara Bertius, Selasa (24/6).

Tidak seperti industri besar yang padat modal dan terbatas perannya di daerah, Pemprov lebih memprioritaskan pengembangan IKM, UMKM. Serta koperasi lokal seperti Koperasi Merah Putih dan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

“Industri kecil dan menengah menjadi kunci hilirisasi yang inklusif. Kita ingin masyarakat ikut merasakan manfaatnya, bukan hanya jadi penyedia bahan mentah,” imbuhnya.

Baca Juga  Batasi Barang Bawaan Penumpang Pesawat Maskapai Lion Group

Salah satu produk unggulan yang menjadi fokus hilirisasi adalah rotan. Selama ini, rotan dari Kaltara banyak dikirim ke luar daerah, seperti ke Cirebon, untuk diolah menjadi produk jadi. Ke depan, Pemprov mendorong agar rotan bisa diolah langsung di Kaltara. Untuk menciptakan produk bernilai tambah tinggi. Seperti tas, anjat (keranjang tradisional), kerajinan tangan, hingga suvenir khas daerah.

“Jangan lagi rotan mentah kita dikirim ke luar. Kita ingin diolah di sini, jadi produk khas Kaltara yang bisa dijual ke pasar nasional dan bahkan ekspor,” katanya.

Baca Juga  Tahap II PPPK Diikuti 504 Peserta

Langkah ini merupakan bagian dari strategi pembangunan ekonomi daerah yang berkelanjutan. Dengan menciptakan ekosistem hilirisasi yang menyeluruh, mulai dari hulu (produksi) hingga hilir (pengolahan dan pemasaran).

Pemprov berharap, dengan terbangunnya ekosistem tersebut, akan tercipta lapangan kerja baru, peningkatan pendapatan masyarakat, dan penguatan kemandirian ekonomi desa.

“Tujuan akhirnya menciptakan nilai tambah dari produk lokal dan memperkuat ekonomi berbasis rakyat. Ini bukan hanya soal industri, tapi juga tentang kemandirian daerah,” pungkasnya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini