TANJUNG SELOR – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kalimantan Utara (Kaltara) sejak 5 Mei telah mengumumkan pendaftaran bakal calon kepala daerah untuk jalur perseorangan atau independen.
Proses penerimaan dukungan bakal calon gubernur dan wakil gubernur memiliki kesempatan, dengan ketentuan yang jelas dan transparan. KPU serentak mengumumkan syarat dan teknis penyampaian dukungan. “Bakal calon kepala daerah yang ingin maju harus mengantongi dukungan minimal 50.426 atau 10 persen dari jumlah pemilih sesuai DPT di Kaltara. Dukungan juga harus tersebar di minimal 3 dari 5 kabupaten/kota di Kaltara,” terang Ketua KPU Kaltara Hariyadi Hamid, Minggu (5/5).
KPU Kaltara telah menyiapkan helpdesk untuk membantu masyarakat, dalam proses pencalonan. Pihaknya ingin memastikan setiap calon memiliki akses ke informasi dan bantuan yang dibutuhkan. Proses pengumpulan dukungan dilakukan melalui aplikasi Sistem Informasi Pencalonan (Silon), yang memudahkan administrasi dan verifikasi dukungan.
Setiap langkah, mulai dari pengumpulan hingga verifikasi factual. Diatur dengan cermat untuk memastikan integritas dan keadilan proses pemilihan. “Calon yang memenuhi syarat dukungan, berhak mendaftarkan diri untuk Pilkada Kaltara 2024. Jadwal yang telah disusun KPU mencakup serangkaian verifikasi administrasi dan faktual, rekapitulasi hasil, dan akhirnya penetapan pemenuhan syarat dukungan,” jelasnya.
Dengan sistem yang dirancang untuk transparansi dan keadilan, Pilkada Kaltara 2024 diharapkan menjadi tonggak sejarah baru dalam perjalanan demokrasi di Indonesia. Warga Kaltara diundang untuk menjadi bagian dari proses penting ini. Menunjukkan kekuatan suara rakyat dalam menentukan arah dan masa depan daerah.
Berdasarkan tahapannya, menurut Hariyadi, untuk penyerahan dokumen syarat dukungan dilakukan pada 8-12 Mei 2024. Verifikasi administrasi 13-29 Mei. Lalu, rekapitulasi hasil verifikasi administrasi 27-29 Mei. Selanjutnya, penyampaian hasil rekapitulasi 30 Mei–3 Juni.
Verifikasi faktual pertama 3-16 Juni. Rekapitulasi hasil verifikasi faktual pertama 17-23 Juni. Perbaikan dokumen syarat dukungan 1-7 Juli. Verifikasi administrasi perbaikan 8 – 20 Juli. Penyampaian hasil rekapitulasi verifikasi administrasi perbaikan 21-25 Juli.
“Untuk verifikasi faktual kedua 24 Juli–2 Agustus. Rekapitulasi hasil verifikasi faktual kedua 3-7 Agustus. Terakhir ada penetapan pemenuhan syarat dukungan 8-19 Agustus. Itulah jadwal yang sudah ditentukan bagi bacalon yang ingin menggunakan jalur perserorangan,” tuturnya.
Figur Baru Muncul di Pilwali Tarakan
Sementara untuk Pilkada Tarakan, diramaikan sejumlah figur yang menyatakan diri siap maju. Figur baru yang muncul salah satunya Riski Sovayunanto atau yang biasa dikenal dengan Mas Dosen. Ia menyatakan niatnya serius untuk ikut dalam Pilkada sebagai calon Wali Kota Tarakan.
“Sejauh ini serius, kan kami sudah mulai beberapa bulan lalu persiapan. Kalau ditanya keseriusan, Alhamdulillah kita serius. Kami ikut (penjaringan) di beberapa parpol. Kalau bisa sih, kami juga sambil melihat peluang. Bagaimana terjalin komunikasi politik,” katanya, Minggu (5/5).
Hingga saat ini Riski sudah mengikuti proses penjaringan parpol. Partai Golkar salah satu parpol yang terpublish. Namun masih banyak parpol lain yang sengaja enggan dipublikasi oleh Riski.
“Semua sama parpol tertarik, karena setiap parpol punya karakteristik yang khas. Apalagi visi misi tujuannya kebaikan daerah. Tinggal nanti kami lihat pola yang dibentuk dari setiap parpol ini seperti apa,” jelasnya.
Keseriusan Riski ”Mas Dosen” sampai saat ini masih menginginkan posisi sebagai calon Wali Kota Tarakan. Namun dengan melihat dinamika terkini, ia pun tak menolak jika konstestasi menunjukkan posisi realistisnya jadi Calon Wakil Wali Kota Tarakan
“Kalau sejauh ini kami masih berusaha di 01. Tetapi ya kami juga tidak boleh terlalu egois dengan keinginan. Kalau harus misalnya menjadi 02 itu juga tetap kami lakukan,” tuturnya.
Komunikasi ke beberapa figur juga mulai terjalin. Keseriusan Riski dibarengi dengan upaya membangun jejaring politik. Dalam menggaet pasangan di Pilkada Tarakan. Pendekatan melalui sesama tim, bahkan secara internal.
“Langsung pertemuan juga ada. Pendekatan dulu, kalau ngobrolnya nyambung ya lanjut. Menentukan serius maju atau tidak, itu butuh tanda-tanda. Ada tanda-tanda baru saya ambil keputusan. Tekanan untuk maju itu mulai dari Februari 2024,” ujarnya.
Riski juga berencana membangun komunikasi dengan petahana yakni Khairul. Hingga saat ini komunikasi dengan Khairul memang belum dilakukan. Namun akan diupayakan dalam silaturahmi politik.
“Kalau komunikasi dengan incumbent sampai sekarang belum. Ada niatan, namanya kita masih muda tetap butuh arahan. Artinya sowan politiklah, silaturahmi. Beliau (Khairul) tokoh, senior politik,” pungkasnya. (kn-2)