TANJUNG SELOR – Sejak 2018 silam, BPS (Badan Pusat Statistik) telah bekerja sama dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Sekarang bergabung menjadi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (Kementerian ATR/BPN). Serta Badan Informasi dan Geospasial (BIG) dalam melakukan penyempurnaan penghitungan luas panen dengan menggunakan metode. Kerangka Sampel Area (KSA).
KSA ini memanfaatkan teknologi citra satelit, yang berasal dari LAPAN dan digunakan BIG. Untuk mendelineasi peta lahan baku sawah, yang divalidasi dan ditetapkan Kementerian ATR/BPN, mengestimasi luas panen padi. Kepala BPS Kaltara Mas’ud Rifai menjelaskan, berdasarkan hasil Survei KSA. Realisasi luas panen padi sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai 6.500 hektare atau mengalami penurunan 2.104 hektare atau 24,46 persen. Dibandingkan 2022 yang sebesar 8.604 hektare.
Puncak panen padi pada 2023 sedikit berbeda dengan 2022. Tahun 2023 puncak panen padi terjadi pada Februari. Untuk tahun 2022 puncak panen terjadi pada Januari. “Luas panen padi pada Februari 2023 sebesar 1.833 hektare. Sedangkan pada Januari 2022, luas panen padi 2.689 hektare,” sebutnya, belum lama ini.
Sementara itu, luas panen padi pada Januari 2024 mencapai 2.313 hektare, dan potensi panen sepanjang Februari-April 2024 diperkirakan 2.729 hektare. Dengan demikian, total luas panen padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan 5.041 hektare, atau mengalami kenaikan 665 hektare atau 15,19 persen.
Dibandingkan luas panen padi pada Subround Januari−April 2023 yang sebesar 4.377 hektare. Produksi padi di Provinsi Kalimantan Utara sepanjang Januari-Desember 2023 mencapai 23.602 ton GKG atau mengalami penurunan sebanyak 6.932 ton GKG atau 22,70 persen. Dibandingkan 2022 yang sebesar 30.534 ton GKG.
“Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi pada Februari, sebesar 6.797 ton GKG. Sementara produksi terendah terjadi pada November, sekitar 364 ton GKG,” terangnya.
Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan 7.663 ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari-April 2024 mencapai 8.821 ton GKG. Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari−April 2024 diperkirakan 16.484 ton GKG. Mengalami kenaikan hampir 565 ton GKG atau 3,55 persen, dibandingkan 2023 dengan 15.919 ton GKG. Penurunan produksi padi terjadi di seluruh Kabupaten/Kota di Kalimantan Utara.
Tiga kabupaten/kota dengan total produksi padi (GKG) tertinggi pada 2023 yakni Kabupaten Bulungan, Nunukan, dan Malinau. Sementara itu, kabupaten/kota dengan produksi padi terendah yaitu Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan.
Berdasarkan potensi produksi padi pada awal tahun 2024, beberapa kabupaten/kota dengan potensi produksi padi (GKG) tertinggi pada Januari hingga April 2024 yakni Kabupaten Nunukan, Bulungan, dan Malinau. Sementara itu, kabupaten/kota dengan potensi produksi padi terendah pada periode yang sama yaitu Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan.
Potensi penurunan produksi padi yang cukup besar pada Subround Januari–April 2024 dibandingkan Subround yang sama pada 2023 terjadi di Kabupaten Tana Tidung, Malinau, dan Bulungan. Sementara, potensi kenaikan produksi padi pada Subround Januari–April 2024 yang cukup besar terjadi di Kabupaten Nunukan, dan Kota Tarakan. (kn-2)