TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara (Pemprov Kaltara) secara resmi mengajukan usulan untuk pembangunan Instalasi Listrik Bawah Laut, jaringan tegangan tinggi Interkoneksi Kalimantan – Tarakan.
Hal ini dibenarkan Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Kaltara, Ir. Yosua Batara Payangan,S.T., M.Si, Kamis (19/6).
“Usulan Pembangunan Instalasi Listrik Kabel Bawah Laut, Jaringan Tegangan Tinggi Interkoneksi Kalimantan–Tarakan sudah disampaikan. Tujuan Pak Gubernur adalah supaya pelayanan di Tarakan menjadi handal nantinya seluruh daerah sudah menggunakan interkoneksi,” kata Yosua.
Yosua mengatakan selama ini pelayanan PLN di Tarakan masih “isolated”, artinya pembangkit listriknya hanya ada disitu. Jadi ketika terjadi gangguan atau Blackout maka mesin pembangkit listrik harus diperbaiki atau menunggu mesin baru yang datang.
Tetapi kalau listriknya sudah terkoneksi seperti Jawa – Bali, ketika mesin mengalami kerusakan maka ada pembangkit listrik yang lain. Karena sudah interkoneksi jadi sangat cepat ditangani ketika ada pemadaman cepat langsung menyala kembali.
“Jadi tidak terisolasi lagi, karena kota Tarakan jaringan disitu pembangkit listrik disitu. Apabila mati lampu maka pemadaman satu pulau dan akhirnya pemadaman bergilir dan ini yang disebut pelayanan PLN yang belum handal,” jelas Yosua.
Ia menegaskan dengan interkoneksi jaringan listrik maka sudah menjadi handal. Ketika ada masalah seperti Blackout akan cepat ditangani.
Seperti diketahui, Gubernur Kaltara, Dr. H. Zainal A. Paliwang, SH, M.Hum sudah bersurat ke Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) tentang usulan pembangunan jaringan tinggi interkoneksi Kalimantan – Pulau Tarakan menggunakan kabel bawah laut.
Usulan tersebut bahkan didukung Kementerian ESDM, dan Manajer UP3 PLN Kaltara yang juga sudah menyampaikan rencana untuk membangun jaringan tinggi interkoneksi ke dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN.
Saat ini sudah dibangun interkoneksi saluran udara tegangan tinggi dari Berau masuk ke Tanjung Selor lalu ke Malinau. “Itu kan lewat Sekatak baru masuk ke Tarakan, nanti disitu ada persimpangan jalur tegangan tinggi udara, kemungkinan jalur terdekat adalah Sekatak yang terdekat untuk masuk ke Tarakan,” imbuhnya.
Pembangunan interkoneksi jaringan listrik bawah air tersebut harus dilakukan, karena Gubernur Zainal melihat kota Tarakan pembangunannya yang semakin pesat dan berkembang.
“Kota berkembang ditentukan oleh penyediaan listrik, suatu daerah akan maju ketika listriknya handal dan siap untuk melayani semua kebutuhan. Baik kebutuhan masyarakat, pemerintah maupun kebutuhan investasi,” ujar Yosua.
“Apabila industri di kota tersebut siap, dan pelayanan listrik handal maka daerah itu dipastikan akan maju. Oleh karena itu, Gubernur Zainal menyusun perencanaan tersebut karena melihat perkembangan pembangunan di kota Tarakan yang cukup pesat,” tuntasnya. (dkisp)