TANJUNG SELOR – Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) terus menarik perhatian investor dari berbagai penjuru dunia. Sejumlah calon penanam modal, termasuk dari kawasan Timur Tengah dan Eropa, merasa tertarik untuk berinvestasi di berbagai sektor strategis di provinsi ke-34 ini.
Namun, realisasi investasi berskala besar membutuhkan proses panjang dan berbagai persyaratan yang tidak sederhana. Menurut Penata Kelola Penanaman Modal Ahli Muda Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltara Rahman Putrayani, minat investasi yang masuk cukup beragam. Mulai dari sektor energi, infrastruktur, hingga proyek berbasis sosial seperti social life project.
“Minat dari investor itu besar. Ada yang dari Timur Tengah maupun Eropa. Tapi kita tidak bisa menganggap proses ini sesederhana yang terlihat,” ujarnya, Rabu (2/7).
Rahman menjelaskan dalam skala investasi besar, terutama yang nilainya mencapai triliunan rupiah, investor tentu menuntut kepastian. Salah satu syarat yang sering diminta adalah sovereign guarantee atau jaminan dari pemerintah terhadap keberlangsungan dan keamanan proyek.
“Kalau investor asing, mereka pasti akan melihat aspek jaminan negara. Tanpa adanya sovereign guarantee, biasanya mereka akan ragu untuk masuk. Apalagi jika nilai investasinya besar. Karena bagi mereka, kepastian itu nomor satu,” jelasnya.
Meski banyak tawaran yang masuk, menurut Rahman, tidak semua bisa langsung direalisasikan. Pemerintah daerah harus menyesuaikan setiap rencana dengan peraturan yang berlaku di Indonesia. Serta memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terlindungi.
“Semua tawaran kita pelajari dan sesuaikan dengan regulasi. Karena sekali lagi, tidak bisa langsung masuk begitu saja. Harus sesuai dengan ketentuan investasi di Indonesia,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan setiap investor membawa pertimbangan masing-masing. Termasuk kondisi politik, arah kebijakan pemimpin daerah, serta kepastian hukum. Hal ini menjadi alasan mengapa proses penjajakan investasi bisa memakan waktu cukup lama.
“Orang sering bilang, ‘kalau uangnya ada kenapa belum jalan?’ Tapi faktanya, investor itu tidak hanya bawa uang. Mereka juga membawa persyaratan dan harapan besar terhadap keamanan investasi mereka. Itu sebabnya perlu proses yang hati-hati dan saling menguntungkan,” urainya.
Meskipun menghadapi berbagai tantangan, Pemerintah Provinsi Kaltara tetap optimis minat investor akan terus tumbuh. Terlebih dengan kepemimpinan baru Gubernur Kaltara yang baru saja dilantik, dinilai dapat membuka peluang baru dan menciptakan kebijakan yang lebih adaptif terhadap kebutuhan pasar global.
“Kita optimis saja. Karena dari pihak kita, komitmen untuk memfasilitasi investasi tetap kuat. Tinggal bagaimana kita menyelaraskan kebutuhan mereka dengan aturan dan potensi daerah yang kita miliki,” tutupnya. (kn-2)