Pastikan Ketersediaan Rupiah di Wilayah 3T

DISTRIBUSI RUPIAH: Uang Rupiah dibawa dari KPwBI Kaltara ke KRI Singa 651, Selasa (15/7).

TARAKAN – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Utara (KPwBI Kaltara) bersama Komando Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) XIII Tarakan kembali melanjutkan program Ekspedisi Rupiah Berdaulat 2025, Selasa (15/7).

Ekspedisi kali ini menargetkan Pulau Bunyu, Sebatik, Teluk Sulaiman, Maratua, dan Derawan. Dalam upaya memastikan ketersediaan dan pemerataan Rupiah di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) di Kaltara.

“Ini adalah ekspedisi ke-127 secara nasional dan merupakan kegiatan Ekspedisi Rupiah Berdaulat yang pelepasan ekspedisinya dilakukan di wilayah Kalimantan Utara. Kami memandang Kalimantan Utara memiliki karakteristik kewilayahan yang sangat strategis. Sebagai wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga. Kami harus memastikan Rupiah beredar di seluruh wilayah NKRI dan dapat diakses oleh seluruh penduduk Indonesia, termasuk di wilayah 3T,” tegas Kepala Grup Departemen Pengelolaan Uang BI, Hari Widodo.

Tujuan utama ekspedisi ini, melayani masyarakat Indonesia dengan menyediakan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup, pecahan yang sesuai, dan kondisi yang layak edar. BI menyadari di wilayah 3T, masyarakat masih banyak menggunakan uang Rupiah yang kondisinya sudah lusuh.

Baca Juga  Tingkatkan Mobilitas, Butuh Jembatan Alternatif

Melalui ekspedisi ini, BI dan TNI AL bekerjasama untuk menjangkau mereka dan memfasilitasi penukaran uang. Dalam ekspedisi kali ini, BI membawa Rp 5 miliar untuk melayani penukaran uang bagi masyarakat. Selain penukaran uang layak edar, kegiatan ini juga disertai edukasi publik bertema Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah.

Edukasi ini bertujuan memperkenalkan ciri-ciri keaslian uang Rupiah, cara memperlakukan Rupiah dengan baik. Termasuk menumbuhkan kebanggaan terhadap Rupiah sebagai simbol kedaulatan negara dan alat pemersatu bangsa. Serta memberikan pemahaman tentang fungsi dan peran Rupiah dalam perekonomian masyarakat.

“Kolaborasi dan sinergi dengan TNI Angkatan Laut ini sangat penting, karena BI menyesuaikan diri dengan gelar operasi yang dilakukan oleh TNI AL. Ini pertemuan substansi kepentingan untuk menjaga kedaulatan wilayah dan kedaulatan ekonomi,” jelas Hari Widodo.

Dia menambahkan, semua pecahan Rupiah, baik besar maupun kecil, disediakan. Terutama pecahan kecil Rp 20 ribu ke bawah yang sangat dibutuhkan di wilayah 3T. Di tempat yang sama, Komandan Lantamal XIII Tarakan, Laksamana Pertama TNI Ferry Supriady mengatakan, ekspedisi ini akan berlangsung mulai 15 hingga 21 Juli 2025.

TNI Angkatan Laut mengerahkan KRI Singa 651, kapal cepat torpedo buatan Jerman yang dirakit di PT PAL, dari Koarmada II. KRI Singa 651 membawa 58 kru atau Anak Buah Kapal (ABK).

“Rute keseluruhan ekspedisi mencakup jarak 455 mil laut, dimulai dari Tarakan menuju Sebatik, Pulau Bunyu, Derawan, Maratua, dan Teluk Sulaiman. Total personel yang terlibat sekitar 70 orang, terdiri dari 58 personel TNI AL dan 15 personel BI,” sebutnya.

Pada kesempatan itu juga, Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kalimantan Utara (Kaltara) Pollymaart Sijabat menyoroti pentingnya memastikan masyarakat di perbatasan tidak lebih mencintai mata uang asing daripada Rupiah. Ia juga berharap kolaborasi ini berlanjut untuk program-program berikutnya, mengingat pentingnya kehadiran BI di setiap jengkal wilayah NKRI.

Baca Juga  Tahun Ini, Dua Item Tarif Pokok Pajak Turun

“Jangan sampai orang mengenal BI hanya di Jakarta atau kota-kota besar. Sekarang, induknya bank kita, BI, hadir di tengah-tengah kita, yang menjamin penyimpanan uang di Indonesia,” tegasnya.

Ia menekankan, mencintai Rupiah berarti mencintai tanah air. Pollymaart juga mengimbau masyarakat untuk memperlakukan Rupiah dengan hormat. Kolaborasi ini menunjukkan peran penting TNI Angkatan Laut yang tidak hanya terbatas pada tugas tempur. Tetapi juga bertanggung jawab menghadirkan peran negara dalam menjaga kedaulatan ekonomi.

“Kadang-kadang Rupiah digulung-gulung saja, taruh sini. Tapi saya tidak pernah melihat Ringgit digituin atau Dolar. Padahal di Rupiah itu ada kata-kata dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Ini bukan kerja sama dari sini, tapi kerja sama dari atas masuk ke Kaltara. Kita bersyukur Kaltara menjadi bagian pemikiran itu,” pungkas Pollymaart. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini