SATUAN Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Tarakan terus mengembangkan penyelidikan kasus peredaran 2 kilogram sabu yang melibatkan warga negara asing (WNA) asal Malaysia berinisial MA.
Saat ini, polisi memfokuskan pengejaran terhadap seorang pelaku lain berinisial RA, warga negara Indonesia (WNI) yang diduga merupakan pengendali utama sabu tersebut. Kasat Resnarkoba Polres Tarakan, AKP Yudhit Dwi Prasetyo, menjelaskan, RA adalah orang yang menemani MA saat tiba di Tarakan.
“Kami masih mencari yang barengan dia ke sini atas nama RA. Belum dapat orangnya, jadi ini yang masih kita kejar,” ujar Yudhit, Senin (4/8).
Yudhit menambahkan RA memegang peran kunci dalam kasus ini dan diduga sudah melarikan diri ke luar Kaltara. Jika RA berhasil ditangkap, polisi bisa mengungkap jalur peredaran dan jaringan narkoba yang lebih luas.
“Kalau kita harus dapatkan si RA dulu, baru kita bisa menjelaskan lebih lanjut. Menurut keterangan MA, RA yang tahu ceritanya, jalur peredarannya, dan barang ini akan diantar ke mana,” jelasnya.
MA sendiri, menurut polisi, hanya bertugas mengantar RA dan barang bukti sabu tersebut. RA diketahui merupakan WNI yang sempat tinggal di Nunukan sebelum pindah ke Malaysia.
Pengungkapan kasus ini bermula dari laporan masyarakat dan penyelidikan intelijen. Polisi menerima informasi adanya transaksi narkoba dari Tawau, Malaysia, menuju Kota Tarakan, 19 Juni 2025. Tim Satresnarkoba kemudian mendatangi lokasi yang sering digunakan tersangka untuk berlabuh.
“Kita habis itu datang di TKP yang sering di tempat dia berlabuh,” kata Yudhit.
Polisi mengamati perbedaan antara kapal asing dan kapal lokal. Kapal yang digunakan MA dan RA memiliki ciri-ciri berbeda, yaitu bentuknya yang lebih panjang dibandingkan kapal lokal yang cenderung lebih lebar. Kapal ini diduga berasal dari Malaysia.
Saat dilakukan penggerebekan, MA berhasil ditangkap, sementara rekannya RA berhasil melarikan diri. Dari hasil penggeledahan, polisi menemukan dua bungkus plastik berisi sabu yang disembunyikan di dalam tas hitam milik MA.
Saat ini, polisi belum dapat memastikan apakah sabu tersebut akan diedarkan di Tarakan atau dibawa ke tempat lain. Komunikasi para pelaku menggunakan sistem terputus sehingga sulit dilacak. Polisi kini terus memburu RA dan mendalami jaringannya yang lebih luas. (kn-2)