TANJUNG SELOR – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) berlangsung khidmat meski diawali gerimis.
Upacara yang digelar di Lapangan Agathis Tanjung Selor, Minggu (17/8) pagi, tetap berjalan lancar, aman, dan penuh semangat kebangsaan. Gubernur Kaltara Zainal Arifin Paliwang menyampaikan rasa syukur atas perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi kemerdekaan bangsa.
Menurutnya, momentum kemerdekaan ini harus dijadikan pengingat sekaligus dorongan untuk terus menjaga persatuan. “Alhamdulillah, walaupun upacara diawali dengan hujan gerimis, tidak mempengaruhi jalannya pelaksanaan. Semua berjalan sukses, lancar, dan aman. Mari kita selalu berkomitmen untuk bersatu dan bergotong royong membangun Kalimantan Utara, serta menjaga kedaulatan NKRI di wilayah perbatasan,” tegasnya, Minggu (17/8).
Dalam kesempatan itu, Gubernur juga menyinggung sejumlah capaian pembangunan di Kaltara. Program-program prioritas yang telah berjalan antara lain pemberdayaan desa melalui koperasi, program gizi masyarakat, sekolah rakyat, serta penguatan pendidikan melalui sekolah Garuda.
Selain itu, ia menyoroti pencapaian strategis berupa dibukanya kembali status internasional Bandara Juwata Tarakan. Keputusan tersebut dinilai sebagai hadiah istimewa pada peringatan HUT ke-80 RI. Karena membuka peluang kerja sama yang lebih luas dengan negara-negara tetangga.
“Bandara Juwata kembali berstatus internasional. Ini kado ulang tahun bagi NKRI dari Kalimantan Utara. Dengan status tersebut, kerja sama dengan negara tetangga seperti Malaysia (Sabah, Sarawak), Filipina (Tawi-Tawi), bahkan Brunei Darussalam dapat lebih ditingkatkan,” ujarnya.
Ia menambahkan, konektivitas internasional tersebut akan membawa dampak besar bagi perekonomian, perdagangan, hingga pariwisata di Kaltara.
“Pemerintah provinsi berkomitmen memanfaatkan momentum itu untuk menggerakkan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di wilayah perbatasan,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPRD Kaltara Achmad Djufrie memberikan tanggapan mengenai kondisi dan tantangan yang dihadapi ke depan. Menurut Djufrie, meskipun Indonesia telah mencapai usia yang cukup matang, sejumlah masalah di Kaltara masih membutuhkan perhatian serius. Terutama terkait isu narkoba yang menjadi ancaman besar bagi generasi muda.
Pada kesempatan tersebut, Djufrie menyoroti beberapa hal yang perlu dievaluasi dan diperbaiki dalam tata kelola pemerintah daerah. Meskipun berbagai langkah telah diambil, masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan. Untuk memastikan Kaltara dapat terus berkembang dan memberikan kesejahteraan bagi masyarakatnya.
“Memperingati 80 tahun Indonesia merdeka, kita harus melihat kembali perjalanan kita, apa yang sudah dicapai, dan apa yang perlu diperbaiki. Khususnya di Kaltara, ada beberapa sisi yang harus menjadi perhatian lebih, baik itu dalam aspek pembangunan, kesejahteraan masyarakat, maupun masalah-masalah sosial yang berkembang,” ujarnya.
Sebagai salah satu daerah yang relatif baru, Kaltara masih menghadapi sejumlah tantangan dalam berbagai sektor. Di antaranya masalah infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Ia menekankan evaluasi terus dilakukan oleh DPRD dan pemerintah daerah untuk mengatasi kendala-kendala tersebut.
“Kami terus melakukan evaluasi, meski hasilnya terkadang belum memuaskan. Hal ini tentu mengkhawatirkan, namun kami optimis, Insya Allah, nanti sudah ada perubahan yang lebih baik,” ungkapnya.
Namun, di antara banyak isu yang perlu perhatian, salah satu hal yang menjadi fokus utama DPRD Kaltara yakni penyalahgunaan narkoba. Masalah ini tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat. Tetapi juga merusak masa depan generasi muda yang seharusnya menjadi harapan daerah.
“Narkoba menjadi salah satu isu strategis yang harus segera ditangani dengan serius. Kami meminta agar pihak-pihak terkait, terutama aparat penegak hukum dan pemerintah daerah, lebih tegas dalam memberantas peredaran narkoba. Hal ini penting untuk menjaga masa depan anak-anak kita,” tegasnya.
Salah satu langkah yang harus diambil dengan memperketat pengawasan, baik di wilayah perbatasan maupun di kawasan-kawasan yang rawan peredaran narkoba.
“Kami perlu meningkatkan kerja sama dengan pihak terkait untuk mencegah peredaran narkoba yang semakin mengkhawatirkan. Jangan sampai anak-anak kita menjadi korban penyalahgunaan narkoba,” harapnya.
Selain upaya penegakan hukum, pentingnya keterlibatan masyarakat dalam memerangi narkoba. Menurutnya, sosialisasi dan pendidikan tentang bahaya narkoba perlu diperluas, tidak hanya di sekolah-sekolah. Tetapi juga di kalangan keluarga dan komunitas.
“Masyarakat harus ikut berperan aktif. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri dalam menghadapi masalah narkoba. Kita harus bersama-sama memberikan edukasi kepada anak-anak dan remaja kita, agar mereka tahu dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh narkoba,” ungkapnya.
Untuk itu, DPRD Kaltara berencana menggencarkan kampanye anti-narkoba di berbagai tempat, termasuk sekolah, kampus, dan tempat-tempat umum lainnya. Melalui program ini, masyarakat bisa lebih peduli terhadap bahaya narkoba dan lebih aktif dalam memberikan informasi serta melaporkan peredaran narkoba di sekitar mereka.
Generasi muda merupakan kunci utama dalam kemajuan suatu daerah. Oleh karena itu, menjaga mereka dari pengaruh negatif narkoba merupakan langkah yang sangat penting untuk memastikan masa depan Kaltara yang lebih baik.
“Pemerintah dan masyarakat harus bekerjasama untuk memastikan anak-anak kita terhindar dari narkoba. Jika mereka bisa tumbuh dengan sehat dan berpendidikan, maka Kaltara akan menjadi daerah yang lebih maju,” ujarnya.
Dengan evaluasi dan perbaikan yang terus dilakukan, serta fokus pada penanggulangan masalah narkoba. Ia berharap Kaltara dapat terus berkembang menjadi provinsi yang aman, sejahtera, dan bebas dari penyalahgunaan narkoba. (kn-2)