TANJUNG SELOR – Petahana Pilkada Kaltara mendatang, Zainal Arifin Paliwang telah mendaftarkan diri sebagai Bakal Calon Gubernur Kalimantan Utara (Kaltara). Keseriusan maju pada kontestasi politik tahun ini, seiring telah mendaftar di sejumlah parpol yang membuka penjaringan.
Bahkan, dalam sehari, pria yang masih menjabat Gubernur Kaltara ini mengembalikan formulir penjaringan di tiga partai politik. Yakni, Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) Kaltara, DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan DPD NasDem, pada Rabu (8/5).
Dengan penampilan yang mencerminkan budaya Kaltara, Zainal mengenakan topi khas Dayak dan kalung yang menandakan identitas. Dia menyatakan, dalam setiap kesempatan berupaya selalu menampilkan ciri khas dari Kaltara. Baik itu dengan topi Dayak maupun songkok. Sebagai simbol kearifan lokal di setiap kegiatan yang dihadirinya.
Zainal optimis, Partai Hanura akan melihat elektabilitas dan potensi sebagai kandidat yang layak mendapat dukungan. “Kita harus membangun Kaltara dengan optimisme, sesuai slogan baru yang kami luncurkan. Bersama kita tangguh, bersama kita kuat, dan bersama kita hebat,” jelasnya.
Setelah dari Hanura, Zainal melanjutkan ke DPW Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kaltara, untuk mengembalikan formulir. Zainal mengingatkan, PPP telah berjuang bersamanya dalam Pilgub 2020. Mendukung pasangan ZIYAP bersama partai koalisi lainnya.
“Saya menekankan pentingnya proses seleksi yang ketat oleh tim penjaringan, dalam mendukung calon gubernur. Dengan harapan berkas yang dikembalikan akan diteruskan ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai bahan pertimbangan untuk rekomendasi,” ungkapnya.
Selanjutnya, Zainal mengembalikan ke DPD NasDem. Sementara itu, Ketua DPD Hanura Kaltara Ingkong Ala menerima dokumen dan formulir yang diberikan Zainal Arifin Paliwang. Dokumen pendaftaran yang masuk akan ditindaklanjuti. Akan dilakukan verifikasi dan dilaporkan ke DPP Hanura.
“Nanti DPP yang menentukan. Akan ada survei, fit and proper test dan lainnya. Jadi semua yang menentukan DPP. Kami hanya menerima dokumen pendaftaran,” singkatnya.
Figur lainnya yang mencuat saat ini, Yansen Tipa Padan. Akhirnya memutuskan untuk maju sebagai Calon Gubernur Kaltara. Hal itu ia sampaikan usai melakukan pengembalian formulir secara langsung di DPW PKB Kaltara, Selasa (7/5) lalu.
“Ini sebagai penggambaran, saya serius maju sebagai calon. Bukan hanya karena dibuka peluang untuk mendaftar (penjaringan). Saya betul-betul datang mendaftar, dan mengembalikan formulir sebagai tanda saya serius sebagai Calon Gubernur Kaltara,” tegasnya.
Pencalonannya merupakan instruksi dari DPP Partai Demokrat. Sejumlah parpol lainnya telah berproses untuk pengembalian berkas formulir penjaringan. Sebelumnya Yansen TP melalui relawan, telah mengambil formulir penjaringan di PKB, Demokrat, Golkar, PDIP, PPP dan Hanura.
Sejumlah parpol pun menawarkan figur pendamping kepada Yansen TP. Namun keputusan masih menunggu hasil arahan DPP, serta komunikasi antar parpol koalisi. “Sudah pasti menawarkan (figur). Segala sesuatu punya etikanya dan proses. Ya pasti, tapi kan kalau sekarang saya tidak etis menceritakan itu (figur pendamping). Yang paling utama mengembalikan formulir, menyatakan keseriusan, dan pada saatnya nanti akan muncul siapa wakil kita,” jelasnya.
Sikap Yansen untuk maju sebagai Calon Gubernur Kaltara, dilatarbelakangi oleh niatnya membangun Kaltara. Bahkan ia sudah memiliki bekal pengetahuan tentang apa yang paling dibutuhkan masyarakat.
“Saya mengerti Kalimantan Utara, saya paham Kalimantan Utara, saya paham apa yang dibutuhkan Kalimantan Utara ini. Saya salah satu tokoh yang turut terlibat dalam pembentukan Kalimantan Utara,” tuturnya.
Disinggung terkait politik identitas, menurut Yansen, Kaltara merupakan daerah majemuk yang dihuni beragam suku dan agama. Keragaman itu, lanjut Yansen, menjadi nilai kekayaan tersendiri bagi suatu bangsa yang memiliki semangat kebhinekaan.
“Saya kira itu relatif. Manusia boleh berpikir tapi Tuhan yang menentukan. Saya berharap kepada kita semua, untuk lebih mementingkan kepentingan Kalimantan Utara,” ujarnya.
Ditanya figur ideal sebagai pendamping, Yansen mengakui, mencari sosok yang dapat bekerja dan bersinergi dalam pemerintahan. Kerja sama yang baik akan berimbas pada kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di daerah. “Yang bisa bekerja, siap bekerja, turut bekerja, bukan ban serep. Saya pernah melakukan itu, saya Bupati Malinau 10 tahun,” pungkasnya. (kn-2)