Kebut Pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati

MASIH PEMBANGUNAN: Progres pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati yang masih terus dikerjakan mengingat tahun depan ditargetkan sudah bisa diresmikan.

TANJUNG SELOR – Pemerintah Kabupaten Bulungan intens melakukan pembangunan di Kebun Raya Bunda Hayati, agar bisa selesai tahun depan. Pasalnya, pemkab menargetkan Kebun Raya tersebut bisa fungsional pada 2025 mendatang.

Saat ini, telah melakukan pembangunan sarana dan prasarana (sarpras) sesuai masterplan. Diakui Bupati Bulungan Syarwani, proses pembangunan masih tetap berprogres. Bahkan, pemda juga fokus pada pengembangan tanaman endemik.

“Sekarang ini sudah ada 20 jenis tanaman endemik yang ditanam di kawasan ini (Hutan Kota Bunda Hayati),” ujarnya, Kamis (13/6).

Ke depan, bupati menargetkan untuk jenis tanaman endemik akan terus bertambah. Dalam proses pembangunan Kebun Raya tersebut, pemda terus berkoordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

“Kita harapkan, tanaman yang sudah ditanam ini bisa memenuhi standar Kebun Raya,” harap mantan Ketua DPRD Bulungan ini.

Dia juga mengatakan, jika Kebun Raya sudah fungsional akan dikelola oleh UPT (Unit Pengelola Teknis). Mengingat, dari segi ekonomi, keberadaan Kebun Raya nanti bisa menjadi objek wisata. Dalam pengembangan Kebun Raya nantinya, diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat sekitar dan menjadi sumber pendapatan.

Baca Juga  Aset Milik Pemkot Tarakan Diusulkan Dikelola Investor

Bupati menegaskan, pentingnya tata kelola dalam pengelolaan Kebun Raya nantinya. Dengan melibatkan tim yang professional, agar pantauan kondisi hutan dan evaluasinya berjalan baik.

Selain itu, berdasarkan masterplan, pembangunan akan membagi Kebun Raya Bunda Hayati dalam lima zona. Mencakup zona penerima, wisata dan budaya, koleksi, pengelola serta pengembangan.

Zona penerima akan menjadi pintu gerbang dari Kebun Raya. Lalu, zona penerima direncanakan terdiri dari gerbang dan loket, restoran, artwork, tempat parkir, souvenir shop, pusat informasi, gazebo dan halte.

Zona Wisata menjadi area utama Kebun Raya Bunda Hayati. Rencananya terdiri dari deck, lapangan rumput, camping ground, kanal air, menara pandang, jembatan, children playground, rumah adat, musala, embung, pintu air, outbound, dan toilet. Selanjutnya, zona pengelola menjadi area untuk pengelolaan dari Kebun Raya Bunda Hayati. Direncanakan terdiri dari kantor, area pembibitan, rumah paranet dan rumah kaca, kantor pembibitan, parker dan loading area.

Baca Juga  Belum Ada Penetapan Tersangka

Kemudian, untuk zona koleksi dan pengembangan menjadi tempat koleksi tumbuh tumbuhan yang menjadi inti dari Kebun Raya Bunda Hayati. Koleksi tematik etnobotani adat Bulungan, Dayak dan Tidung, tumbuhan obat, tumbuhan buah Kalimantan, tumbuhan kayu bernilai ekonomi.

Di tempat yang sama, Sekretaris Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Lindawati Wardani menilai progres pembangunan Kebun Raya Bunda Hayati tergolong cepat.

“Sejak tahun 2019 lalu diinisiasi. Kami dari BRIN merasa bangga dengan progres cepat pembangunannya,” ujar Linda.

Dia mengungkapkan, BRIN sejak 5 tahun lalu telah melakukan pembinaan terhadap pembangunan Kebun Raya Bunda Hayat. Pemkab Bulungan dibawah kepemimpinan Syarwani dan Ingkong Ala, dinilai memiliki komitmen. Kehadiran Kebun Raya Bunda Hayati akan menjadi bagian upaya konservasi lingkungan dalam arti luas.

Baca Juga  34 Warga Binaan Bebas Bersyarat

“Selain pengumpulan koleksi, komoditas yang ditanam seperti buah kapul, rambai, lepiu dan lainnya, harus bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat di Bulungan,” harapnya.

Linda menilai target peresmian Kebun Raya Bunda Hayati pada 2025 mendatang merupakan hal realistis. BRIN mempersyaratkan pemenuhan 5 hal untuk Kebun Raya bisa diresmikan. Linda mengakui, kelima syarat tersebut dinilai sudah menunjukkan progres pemenuhan yang positif oleh Pemkab Bulungan.

Seperti status lahan yang clean and clear. Bahkan, lahan Kebun Raya Bunda Hayati sudah memenuhi aspek tersebut dengan kepemilikan sertifikat dan dokumen pendukung lain. Menurut Linda, Kebun Raya berbeda dengan kawasan konservasi lainnya. Kebun Raya harus mampu mendokumentasikan setiap koleksi tanamannya. (kn-2)

Bagikan:

Berita Terkini