TANJUNG SELOR – Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Kaltara terus berupaya menjangkau pelayanan perekaman KTP elektronik (KTP-el) hingga ke pelosok daerah. Salah satu strategi yang kini diandalkan program jemput bola, terutama untuk masyarakat yang berada di wilayah sulit akses.
Kepala Disdukcapil Kaltara Sanusi menjelaskan, secara ketentuan nasional, perekaman KTP-el memang idealnya dilakukan di kantor Disdukcapil. Namun, realitas geografis Kalimantan Utara yang didominasi wilayah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), membuat pendekatan ini kurang efektif.
“Tidak semua warga bisa datang ke kantor. Masalah utama akses yang sulit dan biaya yang sangat besar,” kata Sanusi, Minggu (20/7).
Sebagai contoh, perjalanan dari Tanjung Selor ke Kecamatan Pujungan membutuhkan biaya pulang-pergi (PP) hingga Rp 35 juta. Sementara untuk wilayah Mansalong ke Lumbis, biaya perjalanan bisa mencapai Rp 15 juta PP.
Kondisi ini menjadi tantangan besar dalam pemerataan pelayanan administrasi kependudukan. Selain kendala geografis dan biaya, keterbatasan jaringan internet juga menjadi persoalan krusial. Sanusi menyebut, proses perekaman KTP-el kini harus dilakukan secara online, berbeda dengan metode sebelumnya yang masih memungkinkan perekaman offline terlebih dahulu.
“Sekarang sistemnya harus online. Tidak bisa lagi rekam data dulu, lalu diunggah nanti. Karena itu, jaringan jadi syarat mutlak,” jelasnya.
Untuk menjawab tantangan ini, Disdukcapil Kaltara mulai mengandalkan layanan internet satelit Starlink. Solusi ini terbukti lebih stabil dibandingkan jaringan konvensional, khususnya di wilayah blank spot.
“Kami sudah mulai menggunakan Starlink sejak tahun lalu. Dan tahun ini kami sedang proses pengadaan tambahan perangkatnya,” ujarnya.
Dengan Starlink, petugas bisa membuka akses layanan perekaman KTP-el langsung di lapangan, tanpa tergantung sinyal dari provider lokal. Salah satu program unggulan Disdukcapil Kaltara, Sistem Pelayanan Administrasi Kependudukan Bergerak Secara Digital.
Awalnya, program ini ditujukan untuk wilayah pedalaman dan terpencil. Namun hasil evaluasi menunjukkan bahwa wilayah non-pedalaman pun banyak yang mengalami kesulitan jaringan.
“Makanya sekarang Si Pelanduk Gilat kami perluas. Tidak hanya ke wilayah pedalaman, tapi juga ke daerah dengan akses internet terbatas,” terangnya.
Lewat program ini, petugas tidak hanya melakukan perekaman KTP-el. Tetapi juga melakukan perbaikan dan pembaruan data kependudukan secara langsung di lapangan. Disdukcapil Kaltara akan menggandeng dinas kependudukan di kabupaten/kota untuk turun langsung ke kecamatan.
“Kami ingin memastikan data kependudukan selalu update. Misalnya, ada anggota keluarga baru, atau yang sudah pindah, itu semua harus diperbaiki,” pungkasnya. (kn-2)